ditulis oleh Irna Octaviana Latif (Irly) – www.dunia-irly.com
Berbicara mengenai tepat waktu adalah berbicara mengenai efisiensi. Efisiensi terhadap waktu, yang tidak bisa kembali lagi, yang tidak terganti dengan apapun, yang sering kali terabaikan.
Iya.. terabaikan, entah sengaja ataupun tidak sengaja, sadar ataupun tidak sadar.
Tepat waktu ini akan bersinggungan dengan banyak hal, karena memang sudah menjadi bagian dari keseharian kita, mulai dari ibadah sampai ke hal yang dianggap remeh. Jadi kali ini mari mengerucutkan pembahasan kita terhadap “Tepat waktu saat janjian”
Punya masalah dengan hal ini? Saya, sudah sejak lama. Hehe
Kehidupan manusia yang sosialis tidak terlepas dari urusan dengan orang lain, akan ada penyesuaian di antara kedua pihak di dalamnya, itulah mengapa kemudian ada kata janji, janji bertemu, janji membayar utang, janji berkunjung, janji melamar.. #Ups
Dan poin penting dari janji tersebut adalah tepat waktu, karena adanya waktu yang disepakati. Lalu bagaimana jika ketepatan waktu itu tidak dipenuhi? Terlambat atau sama sekali tidak dipenuhi misalnya? Saya akan kesal tentu saja. Karena yang digunakan untuk janjian ini bukan hanya waktu teman yang berjanji, tapi juga waktu saya, yang saya habiskan untuk menunggu.
Menunggu memang tidak enak kan ya? Atau ada yang suka menunggu? Saya, saya akan angkat tangan untuk memastikan bahwa saya benar-benar tidak suka!
Tapi, ada beberapa hal yang akan membuat saya bersedia menunggu dengan hati lapang, maka sebisa mungkin saya melakukan hal-hal dibawah ini saat tidak bisa tepat waktu, dengan harapan jika saya melakukan hal ini ke orang lain, saya tidak akan terlalu membuat mereka kesal membuang waktu mereka. Emaks juga bisa melakukan hal ini jika terlambat datang saat janjian:
- Memberi kabar
Jika sebelum berangkat ke tempat janjian dan merasa bahwa saya akan terlambat, saya akan memberi kabar dengan jujur, menyertakan alasan mengapa sampai terlambat. Ini akan mengurangi excitement saat menunggu, jadi teman tidak berharap pengunjung yang masuk itu adalah saya lalu kemudian kecewa. Hal yang sama jika terjadi hal di luar dugaan. Sudah yakin akan sampai tepat waktu, tapi ternyata macet atau mungkin ada rintangan sedikit di rumah, berikan kabar. Intinya, saya akan sangat mengusahakan teman yang menunggu itu tidak menunggu tanpa kabar.
- Say Sorry
Mengapa say sorry ini penting? Karena saya telah menggunakan waktu orang lain, yang mungkin bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat saat menunggu saya datang tadi. Mungkin karena ingin tepat waktu dia harus meninggalkan acaranya lebih cepat (dan ternyata saya belum juga datang), harus meninggalkan pekerjaannya. Banyak hal yang menjadi alasan, lagipula meminta maaf memang sudah sewajarnya kita lakukan bukan?
- Ekspresiflah
Oke, kadang sih ada yang minta maaf tapi wajah lempeng saja. Ya, gapapa sih, tapi saat mengatakan poin-poin, saya akan barengi dengan ekspresi yang sejalan, karena memang saya merasa bersalah.
- Jangan diulangi
Hmm, ini mungkin lucu ya, tapi ada saja kan ya teman yang sudah berlabel “jam karet“. Yang memang tingkat ketepatan waktunya sudah tidak pernah berada di kata tepat. Bahkan kadang kita sudah hafal polanya. Pasti telat, bagaimanapun keadaannya. Emaks punya teman seperti ini?
***
Kesampingkan sementara masalah macet dan anak-anak yang punya “jadwal” tidak terduga. Janjian sejak awal adalah masalah persiapan. Persiapan mengatur jadwal jika memang punya jadwal lain, ataupun persiapan sebelum keluar rumah.
Ada orang yang 30-60 menit sebelum waktu janjian sudah bersiap-siap, ada juga yang sudah tahu janjiannya pukul 1, baru bersiap-siap pukul 1 juga. Oke kalau ada kesibukan yang memang tidak bisa ditinggalkan, tinggal memberi kabar, tapi kalau memang tidak ada kesibukan yang mendesak, sorry to say… Saya mengganggap diri saya tidak menghargai waktu jika seperti itu.
Hal di atas berkenaan dengan janjian yang tidak formal, tapi jika sudah formal, misalnya menghadiri undangan dari brand untuk kepentingan kita juga. Bisa dibilang kita tidak profesional. Tapi yakin deh, para emak blogger selalu komitmen dengan janji yang dibuatnya. Berharap bisa menjadi contoh yang baik mengenai tepat waktu bagi lingkungan kita.
Kenapa sebaiknya kita menjadi contoh yang baik bagi lingkungan?
Karena bagaimana pun ketidaktepatan waktu kita akan berpengaruh pada orang yang tepat waktu. Kecuali yang tingkat disiplinnya memang sudah pada tingkat kebiasaan ya.
Mereka yang sudah mengatur waktu dengan baik akan mulai malas-malasan tepat waktu karena tahu kita teman janjiannya ini bawaannya telat.
Mungkin akan ada yang mengatakan, “Ya sudah.. tinggal tunggu dia datang dulu baru kita datang.” Atau “Majuin 1 jam saja dari jadwal janjian, seharusnya pukul 12, bilangnya pukul 11. Selesai kan?”
Seriously?
Coba dipikir lagi deh! Bukankah kita sudah membudayakan tidak tepat waktu jika seperti itu?
“Tepat waktu adalah tentang menghargai waktu, menghargai diri sendiri dan orang lain.”
***
Blogpost ini merupakan tulisan pertama untuk Collaborative Blogging #KEBloggingCollab Kumpulan Emak Blogger kelompok Retno Lestari.
Irly adalah Blogger dengan tagline blog: Merangkai Kata, Meramu Rasa. Saat ini tinggal di Kendari.
Sepele ya, Mak, namun kadang biki jengkel sendiri. Saya setuju dengan poin pertama. apapun kendalanya, jika sudah berjani lalu terlambat sebaiknya memberi kabar. Baik buruk keadaan sebaiknya memang memberi kabar