liburan anak sekolah masih beberapa hari ya, Maks. Sayang banget kalau dilewatkan begitu saja, kan. Ingin mengajak anak-anak liburan ke luar kota atau sekedar mengunjungi obyek wisata di dalam kota, rasanya kasihan, baru saja mudik ke luar kota. Masih lelah pastinya. Di rumah saja, serba salah. Masa iya,mengisi liburan anak di rumah dengan memegang gawai saja. Terpikir sih beberapa aktivitas sederhana yang bisa dilakukan anak-anak di rumah.
Sesungguhnya, di dalam rumah, ada banyak sekali hal yang dapat anak-anak pelajari sambil bermain. Beruntungnya saya, diberikan kesempatan untuk menemani mereka sepanjang waktu, dan bisa mengisi liburan bersama anak-anak di dalam rumah. Buat emak yang bekerja di luar rumah dan meninggalkan anak-anak bersama pengasuh, bisa juga loh menitipkan dan meminta pengasuh menemani anak-anak mengisi liburan di dalam rumah.
Baca Yuk: Empat Hal yang Bisa Dilakukan Saat Liburan di Rumah
Mengisi Liburan Anak: Bermain Peran
Bila di dalam rumah hanya ada dua orang anak, cukup untuk bermain peran. Ajak anak-anak untuk bermain peran sebagai guru dan murid, penjual dan pembeli, bapak dan anak. Bermain peran yang paling sering dilakukan oleh anak-anak di rumah adalah peran penjual dan pembeli. Si kakak yang sedang liburan, pasti senang sekali dapat bermain sepuasnya dengan adiknya. Biasanya nih, sepulang sekolah, kakak harus istirahat di kamar, sorenya mengaji dan malamnya mengerjakan pekerjaan rumah.
Saat sedang liburan di rumah seperti sekarang ini, saya bisa duduk mengawasi anak-anak yang sedang bermain peran penjual dan pembeli dari jarak dekat. Jangan terlalu jauh, supaya ada makna kehadiran emak di antara mereka. Saya biarkan anak-anak mengambil mainan yang ingin digunakan untuk jualan. Berantakan tidak masalah ya, toh nanti bisa dibereskan. Kebetulan, kakak di rumah sudah berusia 8 tahun, sudah paham tentang uang. Sedangkan adik masih kecil, jadi saya memberi pengertian kepada si kakak, supaya bermain layaknya anak kecil, bukan seperti kakak yang sedang belanja di minimarket.
Bermain peran yang bisa dilakukan adalah peran guru dan murid. Saya tidak dapat menahan tawa ketika si adik yang sudah memahami beberapa kosakata Bahasa Inggris. Permainan peran guru dan murid ini, juga bisa melibatkan emak untuk memberikan cerita, bagaimana sikap yang baik di kelas, sikap baik kepada guru, sikap baik kepada teman sekelas, dan sebagainya. Anak-anak senang sekali. Apalagi si adik kecil yang belum sekolah, jadi meminta untuk disekolahkan.
Membantu Pekerjaan Rumah Tangga
Beberapa kali saya pernah mendengar kata, jangan menyuruh anak untuk memasak sendiri, jangan menyuruh anak menyapu, kasihan kan anak-anak kodratnya bermain. Menurut saya malah sebaiknya loh, akan lebih kasihan kalau anak-anak tidak dikenalkan pekerjaan rumah tangga. Toh, pekerjaan rumah tangga bagi anak-anak saya, yang masih berusia 8 dan 3 tahun bukan pekerjaan utama mereka.
Mumpung anak-anak sedang liburan dan berada di rumah tidak ada beban pekerjaan rumah dan les ini itu, boleh loh mengenalkan dan mengajak anak-anak untuk membantu moms melakukan pekerjaan rumah yang sederhana sebagai kegiatan mengisi liburan anak.
Si kakak laki-laki ini sudah pintar memasak telur ceplok, telur dadar, telur orek sendiri di dapur loh. Terlambat sich memang, dari anak-anak yang sudah dibiasakan untuk melakukan pekerjaan rumah sendiri. Tapi, yang penting kakak sudah mau untuk berusaha sendiri memasak saat memang dia butuh lauk. Saya mengajarkan untuk berhati-hati saat berada di dapur. Secara tidak langsung mengenalkan pekerjaan rumah, seperti memasak kepada di kakak mengajarkan untuk tidak berpangku tangan dan menunggu bantuan orang lain.
Adik yang kecil yang perempuan, juga sudah mulai tertarik membantu mencuci piring. Saya biarkan saja, toh ada saya di sampingnya saat dia sedang mencuci peralatan makan dan minumnya. Berikan apresiasi apapun hasil yang diberikan oleh anak-anak. Toh mereka sedang belajar.
Lambat laun mereka akan paham, bagaimana seharusnya mereka melakukannya untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Jangan mengharap anak-anak memberikan hasil yang sempurna, toh saya sebagai orangtuanya masih banyak kekurangan.
Bermain dengan Teman-teman di Dalam Rumah
Waktu sekolah kakak dengan teman-teman sebayanya di lingkungan rumah, kadang tidak bersamaan. Saat yang paling tepat untuk mengajak teman-teman Kakak bermain di dalam rumah, ya liburan sekolah seperti sekarang ini. Awalnya memang agak sungkan, malu-malu dan saling diam, tapi namanya anak-anak, saat berkumpul dan ada mainan, pasti cair dech.
Saya bertugas untuk sesekali mencairkan suasana dengan menanyakan akan bermain apa, atau ada permain baru apa yang sedang digemari oleh anak-anak seusia Kakak. Liburan sekolah saat ini, bertepatan dengan pertandingan piala dunia, anak-anak pasti secara tidak langsung mengikuti, kan. Nah, coba ambil bola dan ajak anak-anak bermain bola di lapangan terdekat. Kebetulan sebelah rumah adalah lapangan bulu tangkis, yang sering digunakan untuk bermain bola.
Kakak dan teman-temannya bermain bola di sana, saya sesekali datang untuk menyaksikan pertandingan bola dan mengawasinya. Kakak, meskipun badannya sudah besar dan usianya sudah delapan tahun, kadang masih suka kekanakan. Jadi, saya tidak melepas begitu saja, saat Kakak sedang bermain di luar. Sebelum bermain, saya selalu mengatakan untuk berhati-hati, untuk tidak emosi saat bermain dan saya selalu mengatakan, bahwa saya mempercayai bahwa Kakak bisa bersosialisasi dengan baik di luar rumah.
Mengajak Anak Menentukan Menu Makanan
Saya sering sekali mengajak anak-anak berdiskusi menu makanan apa yang ingin mereka nikmati. Apalagi saat liburan sekolah seperti sekarang. Anak-anak mudah lapar dan menginginkan makanan yang jarang sekali dinikmati saat mereka sekolah. Saya bukan ibu yang pintar masak dan kreatif, anak-anak pun bukan penggila makanan yang super kreatif yang keren-keren.
Kakak suka sekali makan ayam asem manis yang saosnya dibuat ibunya sendiri. Untuk camilannya, kakak suka kue pukis yang toppingnya meses cokelat. Duh, kalau sudah menikmati makanan itu, Kakak makannya nambah-nambah terus. Nah, bukan hanya berdiskusi menentukan menu makanan saja loh, moms. Saya ajak Kakak untuk membantu saya mengambilkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Ada satu kalimat dari Kakak yang membuat saya terharu. “Ternyata memasak itu melelahkan ya, makasih banyak ya, sudah memasak selama ini”.
Itu beberapa aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengisi liburan anak yang tinggal beberapa hari lagi. Hal sederhana yang bisa dilakukan kapan pun sebenarnya, namun terkadang, aktifitas saya di rumah rasanya membuat saya merasaka terlalu jauh dengan anak-anak. Jadi, saya ingin memberikan waktu yang berkualitas supaya anak-anak juga terkesan. Nah Maks, apa aktivitas yang diberikan untuk mengisi liburan anak meski hanya di rumah?
***
Mengisi Liburan Anak di Rumah, merupakan post trigger #KEBloggingCollab untuk kelompok Dian Sastro yang ditulis oleh Astin Astanti, ibu dua orang anak, yang senang bermain bersama anak dan menuliskannya di blog :
www.astinastanti.com dan http://www.anakastinastanti.com
Anak2 memang kodratnya bermain. Tapi mengajarkan pekerjaan rumah juga hal penting selama masish dalan pengawasan.