Mempunyai segudang aktivitas rumah tangga ditambah dengan pekerjaan sampingan, bagi seorang emak adalah hal yang cukup melelahkan. Mulai dari memasak, mencuci, setrika, mengasuh anak, sampai menerima tawaran kerja biar ada penghasilan sendiri, akan selalu bersinggungan dengan waktu serta tenaga. Karena itu kita harus pintar-pintar mengatur semua pekerjaan tersebut biar lancar. Walaupun ngos-ngosan, tetap harus jalan kan? Bagaimana agar semua pekerjaan itu bisa berjalan beriringan tanpa paksaan? Mengingat kalau kebanyakan kerjaan juga kadang bikin kita stress level maksimal. Sudah tenaga dikuras, pikiran terforsir pula. Jenuh juga lama-lama. Nah, supaya lebih sehat dan pikiran jernih, simak kiat mengatur pekerjaan rumah tangga berikut ini ya, Mak.
Kiat Mengatur Pekerjaan Rumah Tangga Tanpa Asisten
Cukup banyak emak yang memilih untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga sendirian alias tanpa bantuan asisten. Hebat ya! Dari pada ada asisten tapi banyak dramanya, mending memang dikerjakan semampunya. Tidak heran jika wanita dikatakan multitasking, beragam pekerjaan bisa beres lewat sentuhan tangannya. Sudah banyak kerjaan rumah, eh masih menerima kerjaan sampingan. Sungguh patut diapresiasi.
Tidak mudah sebenarnya mengatur semua pekerjaan sendirian. Belum lagi kalau ternyata ada hal-hal yang sifatnya dadakan. Entah itu datang dari klien yang meminta revisi, atau dari keluarga yang mendadak bikin acara keluarga besar. Solusinya: bikin skala prioritas.
Skala Prioritas
Mana dulu yang mau dikerjakan, mana yang jauh lebih urgent, mana yang bisa dikerjakan dengan santai. Kalau ada deadline pekerjaan, atur rumah tangga yang praktis-praktis saja. Ingat, memilih pekerjaan sampingan itu juga perlu. Jangan sampai tidak diperkirakan untung ruginya.
Masalah yang paling sering dihadapi sebagai seorang Emak Blogger yaitu harus bikin konten blog secepatnya karena ditunggu klien, sementara beberapa pekerjaan rumah belum selesai. Langkah praktis yang bisa kita lakukan dalam kiat mengatur pekerjaan rumah tangga adalah tidak perlu memasak, bisa diganti dengan beli lauk, atau mungkin aktivitas mencuci setrika kita serahkan ke laundry. Buat senyaman mungkin ketika bekerja. Tidak ada aturan yang saklek dalam kiat mengatur pekerjaan rumah tangga, fleksibel adalah kunci supaya semua pekerjaan bukan menjadi halangan untuk cita-cita ke depan.
Jangan Menunda Pekerjaan Jika Bisa Langsung Diselesaikan
Saking banyaknya to do list dalam rumah tangga, cara terbaik untuk mengaturnya supaya tidak terlupa adalah jangan menunda. Karena sekali kita meninggalkan pekerjaan, bisa menumpuk dan semakin malas untuk mengerjakan. Lebih baik dicicil pelan-pelan baru nanti bergantian ke pekerjaan lainnya.
Contoh paling simple yaitu setrika. Sekali menumpuk, berhari-hari kemudian bahkan akan menggunung. Mungkin emak sudah banyak yang melakukan Gerakan Tanpa Setrika. Cukup efisien memang. Pakaian yang kering, tinggal lipat dan ditata. Namun seragam dan pakaian formal pastinya akan lebih nyaman dipakai dengan kondisi yang rapi, bukan? Lagian siapa sih yang betah kalau rumah berantakan? Pastinya semua ingin rumah dalam kondisi bersih dan nyaman biar pikiran juga ikut tenang.
Selalu Jaga Komunikasi yang Baik dengan Seluruh Anggota Keluarga
Ada kalanya kita sumpek oleh pekerjaan sampingan yang justru lebih banyak menyita waktu. Fokus yang diperlukan tidak serta merta begitu saja terjadi tanpa dukungan dari sekitar. Salah satu kendala yang paling banyak ditemui adalah komunikasi yang kurang baik. Komunikasi bukan hanya satu arah, melainkan satu arah. Ungkapkan apa yang kita rasakan pada pasangan, dengarkan pendapatnya, dan buat komitmen bersama. Suami harus tahu semua keinginan dan kesusahan yang kita jalani. Minta bantuan tidak ada salahnya. Jangan sampai diam dan ada yang dipendam karena hanya akan jadi penyakit hati.
Begitu pula terhadap anak. Biasakanlah berkomunikasi yang baik kepada anak, ajak dia melakukan hal-hal ringan sebagai bentuk dari merawat rumah. Beri pengertian apabila rumah itu adalah tempat berteduh dan tempat dimana kita akan pulang. Mungkin saat ini butuh kesabaran, tapi efeknya jangka panjang. Anak akan terbiasa dengan kemandirian dan kehangatan rumah yang kita jaga bersama.
Reward Buat Diri Sendiri
Semua yang terjadi berulang akan mudah menimbulkan kebosanan, termasuk pekerjaan di rumah. Sesekali kita perlu memberikan penghargaan pada kita sendiri. Misalnya me time.Klasik sih, tapi banyak manfaatnya. Pikiran yang tadinya penat akan berkurang dan badan pun terasa lebih ringan.
Reward tidak perlu yang berlebihan, tapi bisa dilakukan dengan sederhana. Seperti jika kita bisa mengirit uang bulanan dengan masak terus selama sebulan, itu artinya ada uang yang bisa kita sisihkan. Nikmati apa yang kita perjuangkan untuk bersantai sejenak. Beli lah barang yang sekiranya bisa membahagiakan hati. Ya anggaplah sedang menikmati hasil jerih payah kita. Bukan untuk berfoya-foya melainkan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan.
Berpikir Positif
Mau rumah tangga pakai asisten atau tidak, semua pasti punya plus minusnya. Pastikan semua sudah dipilih sesuai porsi dan kebutuhannya. Jangan sampai kita melakukan sesuatu secara paksa dan terpengaruh omongan orang. Lakukan apa yang menjadi komitmen suami istri, harus ada kesepakatan bersama. Dalam rumah tangga, ikhlas sangat dibutuhkan untuk saling mengisi kekurangan.
Pernah kan kita punya aturan rumah tangga namun banyak juga cibiran datang? Apa yang kita lakukan bisa jadi salah di mata orang lain. Padahal aturan rumah tangga tidak bisa disamaratakan. Maka, cara terbaik untuk menghadapi cibiran adalah berpikiran positif. Anggap saja cibiran sebagai cambuk semangat ke depannya, bukan menjadi kelemahan untuk saling menjatuhkan. Kalau kita sudah berpikir positif dan kompak bersama pasangan, niscaya rumah tangga akan kokoh dengan sendirinya.
Tujuan rumah tangga adalah menyatukan tujuan dan saling melengkapi kekurangan. Jangan merasa terbebani berulang kali. Sesekali boleh lah mengeluh capek, butuh waktu sendiri, dan ingin hang outsama teman-teman di luar, tetapi ingat, setelah itu kita harus balik lagi dan lebih freshkarena hidup ya memang seperti ini. Bersyukur deh, di luar sana masih banyak orang yang belum bisa memerdekakan keinginannya.
Selama kita masih merasa bisa untuk mengerjakan bersama dengan seluruh anggota keluarga, bantuan asisten mungkin belum terlalu perlu. Apalagi masih punya anak satu dan jam kerja Suami sama fleksibelnya. Malahan, kita bisa irit plus punya privasi sendiri. Hitung-hitung menikmati proses perjuangan, biar nanti pas dapat hasilnya kita tidak lupa bahwa sudah saling menguatkan.
Tetapi, bagaimanapun juga, semua rumah tangga sudah punya aturan pilihan mereka. Dan semua emak harus berusaha yang terbaik buat keluarganya. Semangat ya!
***
Kiat Mengatur Pekerjaan Rumah Tangga Tanpa Asisten adalah post trigger #KEBloggingCollab untuk kelompok Siti Nurbaya yang ditulis oleh Yosa Irfiana, nara blog di http://www.yosairfiana.com
Makasih maaak.. jadi nambah semangat setelah ini hehe.
Aku baru 8 bulanan tanpa ART, rasanya luar biasa. Ada yg harus diutamakan ada yg dinomorduakan. Kalau jadwal nyuci biasanya aku masak yg mudah aja atau beli sayur.