Sebelum membaca lebih lengkap dan jelas, sekadar mengingatkan kalau tulisan ini berupa sharing hasil yang didapat saat mengikuti Camping Sahabat Keluarga yang diadakan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun lalu. Dalam event tersebut, disharing bagaimana menjadi orang tua hebat untuk anak usia dini, dan keterlibatan keluarga dalam tumbuh kembang buah hatinya.
Menarikkah sharingnya? Ini cerita saya.
Orang Tua Hebat untuk Anak Usia Dini
Sebagaimana sering kita dengar atau baca dari berbagai literatur, usia 0 – 6 tahun adalah masa emas perkembangan sekaligus kritis anak. Seluruh aspek perkembangan anak sedang berkembang pesat. Di saat-saat itulah, masa emas atau golden age, orang tua bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya di usia dini, bekalnya di kehidupan selanjutnya.
Ciri-ciri anak usia dini:
- Aktif bergerak, berlari, melompat dan berteriak
- Senang mencoba-coba, membangun, membongkar, dan mencoret-coret
- Selalu ingin tahu, bertanya banyak hal yang belum dipahami
- Senang berimajinasi, membayangkan dunia seperti yang ia pikirkan
- Senang bernyanyi, menari dan berekspresi
- Senang dipuji dan diperhatikan
- Senang berteman dan berharap semua aktivitasnya ada yang menemani
- Belum bisa fokus pada satu objek dalam jangka lama.
Metode mendidik anak usia dini
Salah satu metode yang disarankan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud untuk menjadi orang tua hebat bagi anak usia dini adalah dengan cara metode ACB, yaitu: Ajarkan, Contohkan, Biasakan.
Walau memang, setiap keluarga memiliki cara sendiri dalam mendidik anak, yang tentunya disesuaikan dengan perkembangan anak dan zaman.
Peranan orang tua di rumah:
- Menciptakan lingkungan rumah yang nyaman, aman dan menyenangkan
- Mengasuh anak tanpa kekerasan
Selain dua hal di atas, orang tua juga diharapkan menerapkan kebiasaan-kebiasaan berupa;
- Membiasakan anak sarapan
- Berpamitan sebelum bepergian
- beribadah sesuai dengan agamanya
- Menjemput atau menyambut saat anak pulang sekolah
- Memberikan rasa aman dan nyaman
- Menjadi pendengar yang baik
- Mendampingi anak saat nonton TV
- Membacakan buku atau mendongeng untuk anak
- Membiasakan hidup sehat
- Bermain bersama anak.
Mengapa membiasakan anak beribadah sesuai dengan agamanya penting?
- Memberikan keteladanan
- Membentuk karakter religius, berupa taat melaksanakan ajaran agama, menghargai perbedaan, serta hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Membiasakan anak sarapan, mengapa penting?
- Untuk memperkuat daya tahuan tubuh
- mencegah anak jajan sembarangan
- meningkatkan konsentrasi
- meningkatkan kemampuan kerja otak
Setiap keluarga punya aturan berpamitan saat mau bepergian. Baik itu orang tua yang harus berpamitan saat akan bepergian agar dicontoh anak, mengapa itu penting?
- Orang yang berpergian akan mendapat doa dan restu dari orang yang dipamiti
- Orang yang ditinggal mengetahui ke mana tujuan bepergian dan kapan akan kembali
- mempererat hubungan emosional antara anggota keluarga.
Tahukah, Maks, kalau anak merasa senang, nyaman dan aman ketika melihat orang tua menjemput atau menyambut saat anak pulang sekolah? Hal lainnya yang penting diketahui adalah;
- Menyambut anak saat pulang sekolah merupakan wujud perhatian orang tua terhadap anak
- menunjukkan kepedulian orang tua pada anak
- mengetahui perasaan dan pengalaman anak.
Pada saat tertentu anak memerlukan sentuhan berupa pelukan, rangkulan, dekapan, gendongan dan belaian orang tua agar merasa aman dan nyaman. Mengapa penting?
- Mendukung proses tumbuh kembang anak
- Mempererat hubungan orang tua dan anak
- Meningkatkan rasa percaya diri anak.
Mengapa penting orang tua menjadi pendengar yang baik?
- Untuk mendengarkan pengalaman anak
- Menjadi tempat mengadu dan mencurahkan isi hati
- Meningkatkan hubungan yang baik antar anggota keluarga.
Anak usia 3 sampai 8 tahun membutuhkan pendampingan saat menonton TV. Mengapa?
- Agar anak menonton acara TV yang sesuai dengan usianya
- Orang tua dapat menjelaskan tayangan yang ditonton anak
- Orang tua dapat mengarahkan anak pada hal yang positif
Disarankan anak di bawah usia 2 tahun untuk tidak menonton TV. Orang tua dapat mengajak anak usia dini dengan melakukan kegiatan lain seperti bermain di luar ruangan, membaca buku bergambar, atau olahraga.
Bukan hal yang sulit kan untuk menjadi orang tua hebat?!
Jangan Lupa Bermain Bersama Anak!
Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk menjadi orang tua hebat, adalah bermain bersama anak. Mengapa penting?
Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui bermain, anak berkembang menjadi anak yang sehat, cerdas dan ceria. Bermain bisa merupakan kegiatan yang sederhana dan tanpa biaya permainan.
Dengan bermain bersama anak, bisa mengembangkan kecerdasan kognitif, sosial, emosional, gerak, kreativitas dan imajinasi anak. Setuju kan?!
Jangan lupa juga, memberi kesempatan pada anak untuk bermain bersama teman sebayanya.
Biarkan anak bergaul dengan teman sebaya tana membedakan agama, suku dan warna kulit termasuk wajib bergaul dengan anak penyandang disabilitas.
Dalam urusan pendidikan anak, orang tua diharapkan untuk terlibat. Karena;
- Meningkatkan kepercayaan diri anak
- Meningkatkan keinginan anak untuk bersekolah
- Meningkatkan perilaku positif anak
- Meningkatkan pencapaian perkembangan anak
Untuk orang tua;
- Meningkatkan harapan orang tua pada anak
- Meningkatkan keinginan orang tua untuk terus belajar
- Meningkatkan kerja sama orang tua dengan sekolah
Untuk sekolah;
- Mendukung iklim sekolah yang lebih baik
- Mendukung kemajuan sekolah
- Meningkatkan semangat kerja guru
Komunikasi Menjadi Hal Terpenting
Menjadi orang tua hebat pasti dambaan setiap keluarga di penjuru dunia ini. Untuk itulah orang tua jangan ragu berkomunikasi efektif dengan anak. Karena;
- Komunikasi yang efekif di dalam keluarga akan berdampak pada hubungan yang baik antar anggota keluarga
- Membuat semua anggota keluarga dengan mudah menyampaikan pendapat, pikiran, dan perasaan mereka sehingga suasana rumah menjadi menyenangkan.
- Keluarga yang mempunyai komunikasi efektif pengaruhnya terhadap anak akan tumbuh menjadi anak atau remaja yang percaya diri, mampu menjadi pendengar yang baik dan mampu mengendalikan diri, baik di rumah atau pun di tempat lain, misalnya di sekolah.
Mengasuh dan mendidik anak memang penuh tantangan ya. Dan harapan semua orang tua untuk menjadi orang tua hebat.
Seiring bertambahnya usia anak, bertambah pula masalah pengasuhan dan pendidikan yang orang tua alami. Walau tidak ada sekolah formal untuk menjadi orang tua hebat, tetap orang tua harus terus belajar dalam mendampingi anak-anak menjadi sosok yang berbudi pekerti luhur dan berprestasi. Tulus, ikhlas dan penuh cinta dalam membimbing anak-anak.
***
Sumber: buku materi Menjadi Orang Tua Hebat, untuk keluarga dengan anak usia dini dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Setuju.
Mengasuh dan mendidik anak adalah tantangan.
Tantangan yang berubah sesuai zaman.
Iya, aku percaya pendekatan gaya pengasuhan bisa kog kita sesuaikan sesuai zaman.
Misalnya tantangan mengasuh anak saat belum marak gawai versus zaman now yang gawai sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Setuju, sebagai orang tua kita harus terus belajar dan belajar 🙂