Halo, Mak! Kita akan membahas mengenai konten listicle nih, Mak, sekarang.
Ada yang tahu, apa itu konten listicle?
Listicle adalah artikel yang berbentuk list, atau daftar. Article + list = listicle. Gitu, Mak.
Kalau sering baca Buzzfeed, Lifehack, dan lain-lain pasti deh akrab dengan jenis konten satu ini, listicle. Di Indonesia pun sudah banyak bet yang menulis konten listicle seperti ini.
Listicle menjadi semakin populer belakangan dengan adanya portal-portal entertainment. Terus, bisakah listicle diadopsi ke dalam sebuah blog? Bisa banget~
Ada beberapa hal yang membuat konten listicles ini tuh bisa jadi jenis konten andalan untuk blog. Di antaranya:
- Listicle relatif lebih cepat ditulisnya.
- Listicle tidak memberikan terlalu banyak ruang untuk keluar fokus tulisan
- Secara struktural, konten listicle juga lebih mudah dibaca secara cepat oleh pembaca. Tahu kan, kebiasaan pembaca kita? Mereka suka skimming, terus kalau merasa artikelnya bermanfaat baru deh mereka baca ulang dengan lebih saksama. Nah, listicle tuh bisa mengakomodasi hal ini.
- Konten listicle juga berpeluang menjadi pillar post, yang bisa membawa traffic yg cukup signifikan ke blog. Apa itu pillar post? Ada kok di web ini juga. Silakan disimak, bagi yang belum baca 🙂
Lalu, apa saja yang termasuk dalam jenis konten listicle ini?
Macem-macem sih. Di antaranya:
- Best of list, atau daftar hal terbaik. Misalnya, merek kosmetik terbaik versi Emak Blogger.
- Daftar rekomendasi sesuatu. Misalnya rekomendasi film layak tonton untuk ibu dan anak.
- Tips list, atau daftar tip. Misalnya tip belanja ke pasar tradisional agar hemat.
- Checklist, misalnya daftar wajib bawa untuk jalan-jalan keluar negeri.
- Opini juga bisa, Mak. Jadi misalnya, 7 alasan mengapa harus mantengin kultwit #MakminSpesialisMalam di Twitter. #eaaa
- Kurasi, misalnya Emak ngumpulin artikel-artikel terbaik yang memuat resep tumisan. Masing-masing poin dilink ke artikel asli.
- daaaan lain-lain …
Tip Menulis Konten Listicle agar Menarik
So! Ada yang tertarik untuk menulis listicle untuk blog? Nih, saya kasih sedikit tip biar listicle-nya menarik ya. Karena, meski tampaknya mudah, tapi nulis listicle ini agak tricky, karena kalau enggak jadinya enggak menarik.
1. Kuncinya ada pada angle tulisan
Karena listicle yang sudah ada itu buanyak bet, maka kita harus mencuri perhatian dari anglenya yang unik.
Dan karena ini listicle–bukan storytelling–kita tuh bisa bikin yang kayak gimana aja.
Jadi, misalnya nih mau nulis “11 Hal yang Saya Pelajari Saat Hidup di Luar Negeri”. Topik ini kurang spesifik dan catchy. Di luar banyak “lawannya”. So, coba ulik lagi, spesifikkan lagi.
Misalnya jadi, “11 Hal yang Membuat Masyarakat Inggris Berbeda dengan Masyarakat Negara Lain”
Nah, ini lebih catchy kan?
Atau misalnya, “11 Hal yang Seharusnya Saya Ketahui Dulu Sebelum Saya Berangkat Ke Inggris”.
2. Tentukan poin-poinnya
Setelah ketemu topik dengan angle yang unik, lalu tulislah poin-poinnya lebih dulu. Ini bisa langsung jadi outline lo, Mak.
Enaknya menulis konten listicle tuh gini nih, biasanya kita langsung aja bisa kembangin dari outline, jadi bisa lebih cepat nulisnya. Kalaupun dari awal mau nentuin 11, tapi akhirnya hanya jadi 7 ya nggak apa-apa. Kan judul ataupun topik bisa berubah di tengah jalan 😀
3. Jabarkan masing-masing poinnya
Setelah semua poin ada, baru dijabarkan masing-masing.
Kadang, penjabaran ini juga nggak ada sih. Kalau Emak suka baca Buzzfeed, kadang tuh isinya cuma poin-poin saja terus langsung GIF. Iya nggak? 😀 Mau adopsi ide ini untuk blog Emak? Boleh. Atau mau kasih link2 Youtube, misalnya, bisa juga. Misal, 7 video tutorial makeup no makeup di Youtube.
Nah, ini namanya roundup atau kurasi tadi tuh, Mak 🙂
Ini memang salah satu keunggulan konten listicle nih, biasanya juga jadi penyelamat saat kita nggak mood nulis tapi mesti update blog. Bikin roundup aja, udah 😆
Saya banget sih ini emang. 😆
4. Akan lebih baik dengan angka ganjil
Nah, ini cukup menarique, Mak. Beberapa tips menulis konten listicle yang saya baca, selalu menyarankan untuk menulis list dalam angka ganjil. Beberapa di antaranya, malah menyarankan ke angka prima, seperti 3, 7, 11, 13, 17 dan seterusnya.
Nggak tahu juga sih, kenapa harus ganjil atau bilangan prima. Tapi konon, katanya, itu semacam angka psikologis dan lebih “menarik” mata orang yang baca. Bener apa enggak, nggak tahu deh 😆 tapi boleh juga dicoba. So far, selama pengamatan saya, memang banyak yang menulis listicle dalam angka ganjil atau bilangan prima ini.
Kalau enggak, pada bikinnya yang tipe lots-of-little-points list, gitu. Maksudnya, yang kayak list 20, 40 hingga 100 gitu, banyak yang nggak pakai ganjil atau prima.
5. Keep it simple and focus
Sampai seberapa panjang listicle itu idealnya? Yaaa, karena nggak ada ruang untuk berbasa-basi terlalu panjang, mendingan keep it simple aja, Mak.
Kalau saya sih patokannya, antara 200-300 kata untuk opening dan closing, 5 poin atau lebih, dengan penjelasan tiap poinnya 100-150 kata. Nah, ini nanti jatuhnya pasti sekitar 700-800 kata, dan ini tuh ideal banget untuk panjang artikel.
Tentunya ini nggak mengikat ya, Mak. Tapi dengan 100-150 kata tiap poin, dengan 5 poin itu tuh udah ideal banget deh. Tapi disesuaikan juga dengan kebutuhan.
Kan nggak ada yang saklek di dunia blogging 😀 Bebas~
6. Garnish!
Atau lengkapi dengan “hiasan”. Ada beberapa tipe “hiasan” untuk listicle. Bisa berupa gambar, bisa berupa meme, bisa animated gif, atau infografis juga bisa.
Kita bisa coba Canva untuk bikin poster yang cakep, bisa juga coba Piktochart untuk bikin infografis. Mau pake animated gifs? Kamu bisa main ke reactiongifs.com atau giphy untuk mendapatkan gambar-gambar gif yang lucu-lucu.
Mau pakai meme? Coba ke imgflip.com, kita bisa bikin macem-macem juga di sana nggak cuma meme.
7. Tambahkan opening yang mengikat, dan closing yang nampol
Nah, sudah selesai membuat poin-poinnya, kita baru deh, bikin openingnya.
Kalimat pembuka ini penting banget, Mak. Di sinilah letak “nyawa” artikel kita. Kalau kalimat pembuka enggak bikin penasaran, maka ya bhay aja deh, nggak ada yang akan baca sampai artikel selesai.
Lalu, akhiri dengan closing ya. Kasih kesimpulan untuk listicle kita. Jangan lupa, tambahkan call to action. Misalnya, minta pembaca untuk menuliskan komen atau opini mengenai topik yang dibahas.
Nah, itu dia beberapa tip untuk menulis #KontenListicle. Ada yang mau menambahkan, Mak? Sila ditulis di kolom komen ya.
Sampai ketemu lagi di artikel berikutnya.