Sebelumnya, udah tahu belum apa yang dimaksud dengan user experience di blog ini, Mak?
Kalau di Wikipedia, user experience–atau padanannya adalah pengalaman pengguna–adalah bagaimana cara seseorang merasakan ketika menggunakan sebuah produk, sistem, atau jasa.
Jadi, kalau diterjemahkan secara bebas, user experience ini adalah segala hal yang bisa membentuk persepsi pembaca blog saat mereka sedang berada di dalam blog kita. Apakah pengalamannya menyenangkan, atau enggak.
Sudah tahu kan, Mak, bahwa ranking factors–atau faktor-faktor yang memengaruhi peringkat dalam Google–itu ada buanyak? Backlinko saja bilang, ada 200 faktor yg bisa memengaruhi peringkat dalam hasil pencarian Google lo!
Nah, tapi semakin ke sini, Google menyatakan dengan jelas bahwa faktor user experience ini adalah salah satu faktor terbesar dalam pemeringkatan hasil pencarian.
Bisa dibilang, SEO dan UX adalah partner. Nggak bisa terpisahkan.
Singkatnya, what’s good for the user is good for the search engines.
Kalau SEO blog kita enggak bagus, maka traffic blog akan rendah. Sedangkan, tanpa user experience yang baik, SEO blog kita akan jelek.
Gitu deh, kira-kira hubungannya.
Lalu apa tanda kalau user experience blog kita kurang oke?
Biasanya sih para webmaster sudah bisa langsung merasakannya ketika beberapa hal berikut terjadi:
1. Bounce rate tinggi
Nah, khusus tentang Bounce Rate ini sebenarnya sudah ada di web KEB ini nih. Sudah pernah baca belum? Sudah ada artikel tentang penyebab Bounce Rate tinggi. Dan, ada juga artikel yang membahas bagaimana caranya menurunkan Bounce Rate ini.
Terus, apa kaitannya Bounce Rate sama user experience ini?
Well, gampangannya sih, Bounce Rate kan menunjukkan kecenderungan secepat apa orang setelah masuk akan keluar lagi dari blog kita. Jadi, kalau BR ini tinggi, berarti keluarnya si pembaca yang mampir ke blog kita itu juga semakin cepat.
Ini berarti, dia hanya sebentar aja di blog kita, terus keluar lagi, sehingga bisa disimpulkan, dia nggak tertarik dengan konten kita.
Penyebabnya apa? Ya, banyak sih. Bisa saja karena kontennya bukan yang dia cari. Atau mungkin loading page-nya lama, jadi dia males nunggu. Atau begitu dateng, dia kehilangan arah, nggak tau mesti ngapain. Dan sebagainya.
So, ingat ya, Mak. Bounce Rate tinggi itu berarti user experience rendah. Jadi, perlu diperbaiki.
2. Average Session Duration rendah
Apa itu Average Session Duration? Average Session Duration adalah durasi rata-data orang membaca dan tinggal di blog kita.
Kalau mau liat Average Session Duration ini bisa ke Google Analytics > Audience > Overview.
Nah, Avg Session Duration ada di paling bawah ya.
Hayuk, dicek punya masing-masing. Berapa Avg Session Durationnya? Pastinya, kalau durasinya makin panjang ya makin bagus ya, Mak.
Kalau mau liat session duration per halamannya bisa dilihat di Behavior > Site Content > All pages.
Nah, dari session ini kita bisa liat sebenarnya, Mak. Orang-orang tuh pada suka konten seperti apa.
Misal nih, ada konten yang sampai 2 menit dibacanya. Coba dilihat, apa sih yang ada di konten tersebut? Misalnya, di situ ada infografisnya. Kita jadi bisa menyimpulkan, oh, mungkin infografisnya nih menarik nih.
Next, kita bisa bikin konten yang sama.
Begitu pula sebaliknya. Dilihat deh, konten seperti apa yang sessionnya yang paling sedikit? Dari situ kita bisa lihat, bahwa konten tersebut kurang diminati.
Jelas kan, Mak, sampai di sini?
Nah, coba dilihat sekarang. Konten dengan session terlama apa? Terus, yang paling cepat apa?
Selain Bounce Rate dan Average Session Duration, ada juga beberapa hal lain yang perlu diperhatikan terkait user experience ini.
1. Penggunaan headings atau penajukan
Ibarat kata, headings ini semacam papan penunjuk arah bagi pembaca blog, Mak. Dengan adanya headings, mereka nggak akan lospokus, hingga akhir artikel. Dengan adanya headings, pembaca lebih mudah memahami pemikiran kita, dan struktur tulisan. Sehingga mereka lebih mudah mengikuti.
Nggak cuma bisa membantu pembaca, headings juga memudahkan robot perayap Google untuk mengumpulkan informasi konten blog kita, dan kemudian dimasukkan dalam database besar mereka.
Jadi, jangan anggap remeh keberadaan headings ini ya.
Gunakan H1 (biasanya sudah ada pada judul), H2, H3, dan seterusnya sesuai porsinya dan secara natural.
2. Navigasi
Keberadaan menu dan tata letak yang seimbang antara menu-konten-sidebar-footer (jika ada) juga sangat menentukan dalam user experience.
Navigasi yang jelas, pastinya, akan memberikan #UserExperience yg baik. Orang tahu, ini blog kategorinya apa aja, mau liat-liat bagian lain dari blog juga mudah.
Memangnya, di dalam blog orang bisa tersesat gitu? Bisa banget, Mak! Misalnya, menu letaknya dan pengaturannya sedemikian rupa, sehingga kalau kena hover jadi nutupin konten. Kan nggak nyaman tuh. Gimana enak baca kontennya kan?
Jadi, pastikan menu-menu bisa terlihat dengan baik, nggak tertutup gambar atau ornamen-ornamen, dan letaknya jelas. Di mana saja boleh, tapi jelas.
3. Kecepatan loading
Yes, ini lagi, ini lagi ya? 😆 Memang nih, kecepatan loading ini ada di tip SEO mana pun ya?
Ya karena, siapa sih yang mau berlama-lama di blog yang kelamaan loadingnya? Hadehhh~ Kuota keburu habis, perut keburu lapar, mantan keburu pergi #eh
Udah tahu kan, caranya mengukur kecepatan loading blog kita, Mak? Yes, pakai Google PageSpeed Insights. Yuk, silakan dicek-ceki yaaa~
Nah, semoga jelas ya pemaparannya, Mak! Yuk, tingkatkan performa blog dengan memberikan user experience yang baik untuk pembaca blog Emak.