Mak, ada satu pertanyaan yang sebenarnya mengusik saya sejak lama: apakah bloger itu sebuah profesi? Apa yang menjadikannya bisa dianggap sebagai profesi? Jika kemudian jawabannya adalah, ya, bloger adalah sebuah profesi, itu berarti (seharusnya) ada beberapa kode etik dan sikap profesional dong ya, yang diharapkan dari bloger.
Sementara, banyak dari kita yang memulai menulis blog karena iseng. Betul enggak, Mak? Rata-rata mengawali blog dengan menjadikannya sebagai diari online; untuk mencatat segala macam hal yang perlu dicatat, diungkapkan, atau disampaikan, agar kemudian dibaca oleh orang lain. Nah, menurut saya, memang ini nih yang membedakan media blog dengan media online pada umumnya: personalitas. Blog bersifat lebih pribadi, ketimbang media online lainnya.
Sampai sini setuju kan ya?
Namun, seiring waktu, sebagian bloger akhirnya memutuskan untuk secara profesional menekuninya. Mereka menerima berbagai bentuk kerja sama, dan as return, menerima juga penghasilan dari kerja sama tersebut.
Karena telah melibatkan pihak lain selain dirinya sendiri, maka akhirnya juga kita sebagai bloger wajib untuk memiliki sikap profesional. Ibaratnya blog “sudah jadi bisnis”, konsekuensinya kita sebagai bloger ya harus memberikan pelayanan yang baik kepada klien yang sudah menyewa jasa kita. Kepiawaian kita merangkai kata, visual, dan beragam gimmick telah “dipinjam” oleh klien yang membutuhkan bantuan untuk memperkenalkan brand mereka.
Kalau sudah begini, enggak bisa main-main lagi, ya kan? Personal iya, tapi harus profesional.
So, sikap profesional seperti apa yang biasanya diharapkan oleh klien dari bloger yang mereka ajak kerja sama? Ini dia di antaranya, Mak.
Sikap Profesional yang Seharusnya Dimiliki oleh Bloger
1. Memegang komitmen
Saat kita menjalin kerja sama dengan orang lain, maka biasanya apa-apa akan berdasarkan kesepakatan. Termasuk untuk urusan ngeblog ini. Betul enggak, Mak?
Kita bersepakat dengan klien mengenai apa saja yang wajib kita lakukan, dan kemudian apa yang menjadi hak kita. Dan, semua juga sudah hafal betul, bahwa kewajiban memang seharusnya dipenuhi terlebih dulu, baru kemudian kita bisa menuntut hak kita.
Saat kita setuju untuk bekerja sama dengan pihak tertentu dan menerima job, maka seiring dengan itu, akan timbul kewajiban yang harus kita lakukan. Komitmen untuk melakukan kewajiban inilah yang menjadi sikap profesional kita sebagai bloger. Apakah kita melakukan hal-hal sesuai dengan kesepakatan?
Fokus dulu pada apa yang harus kita lakukan dan penuhi sesuai kesepakatan adalah cerminan sikap profesional yang baik.
Saat kita memegang komitmen, dan melakukan kewajiban dengan tuntas, maka kemudian kita dapat mengharapkan untuk dipenuhi hak kita dengan baik juga. Kewajiban yang tuntas dengan baik bisa menjadi “senjata” untuk meminta hak kita dipenuhi nantinya. Tanpa pemenuhan kewajiban hingga tuntas, ya bagaimana hak kita bisa dipenuhi dengan baik juga? Betul nggak?
Jadi, yuk, yuk. Bangun sikap profesional dengan memenuhi dulu kewajiban hingga tuntas sesuai kesepakatan. Ingat ya, bahwa klien juga memiliki hak untuk mendapatkan yang sesuai.
2. Memberikan yang terbaik
Good product is good service.
Pernah mendengar pepatah ini belum, Mak? Ini sebenarnya adalah pepatah yang sangat populer di kalangan para entrepreneur dan pemilik bisnis. Sebagai seorang bloger profesional, kita boleh banget loh menyebut diri kita sendiri sebagai entrepreneur, alias pemilik bisnis. Bisnisnya bisnis digital; bisnis tulisan di blog, termasuk segala printilannya.
So, akan sangat baik adanya, kalau kita juga mengikuti pepatah tersebut, dengan memiliki sikap profesional dan memberikan pelayanan terbaik bagi klien sebagai salah satu bentuk komitmen kita. Dengan memberikan yang terbaik, secara otomatis, kita sudah memasarkan diri sendiri dan blog kita untuk bisnis yang baik juga loh!
“Oh bloger A ya. Ah, dia mah enak banget diajak kerja sama. Tektokan lancar, dikasih bonus infografis pula! Katanya, biar pembaca semakin paham sama produknya! Setor tepat waktu, laporan juga lengkap, sesuai yang diminta pokoknya.”
Nah, yang kayak gitu tuh, endorsement gratis loh! Yang “dibayar” dengan pemberian hasil yang terbaik. Efeknya akan panjang!
Eh tapi jangan salah. Efek yang ini juga akan panjang loh!
“Oh, bloger B ya. Yah, terakhir kerja sama sih tulisannya B aja. Udah gitu, telat setor juga.”
“Oh, bloger C? Terakhir sih, mundur last minute. Ada sih alasannya, cuma ya, kita jadi kedubrukan nyari pengganti.”
Sudah bukan rahasia lagi kan, kalau agensi dan brand itu saling tektokan soal bloger yang bisa diajak kerja sama? Tinggal kitanya saja sih, pengin dapat image yang mana 🙂
3. Jujur dan dapat dipercaya
Sikap profesional bloger juga dicerminkan dari tulisannya yang jujur dan dapat dipercaya.
Jujur dan dapat dipercaya dalam artian tulisannya orisinal. Bukan jiplakan, bukan hasil kopas. Akan lebih bagus lagi, jika dapat menunjukkan authority-nya pada ceruk tertentu. Dengan begini, tingkat trustworthiness juga akan bagus, baik itu dari mata pembaca maupun klien yang bekerja sama. Namun, jika tidak, juga tak masalah, asalkan memang bisa merepresentasikan apa yang dibutuhkan oleh klien untuk disampaikan pada pembaca.
Biasanya, bloger diajak kerja sama karena memang karakteristik personalnya. Dengan demikian, brand atau klien bisa masuk ke komunitas-komunitas terkecil sehingga awareness pun lebih tepat sasaran. Tanpa kejujuran dan trustworthiness, rasanya hal ini akan mustahil untuk bisa diwujudkan. Kerja sama pun tidak akan terbentuk dengan baik, jika ada rasa tidak percaya. Betul enggak, Mak?
Nah, gimana, Mak? Apakah Emak sudah memiliki sikap profesional seperti di atas, sebagai bloger? Pastinya dong ya! Emak-emak KEB, gitu loh! Sudah terbiasa bekerja sama dengan banyak pihak, pasti sudah tahulah, sebagai bloger profesional harus seperti apa.
Artikel ini sekadar menjadi reminder, agar kita semua selalu bisa memberikan yang terbaik untuk setiap pekerjaan yang kita lakukan. Semoga bermanfaat ya.
Baca ini berasa diingatkan lagi untuk terus profesional karena memang sejauh ini ada beberapa pekerjaan yang saya terlambat setor karena satu dan lain hal. Kedepannya memang harus cepat-cepat dikerjakan agar terhindar dari kendala-kendala yang datang menjelang deadline.