Tak terasa, agenda pendidikan dasar di Indonesia sudah memasuki tahun ajaran 2022 – 2023. Setelah dua tahun Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat didera pandemi COVID-19, pertengahan Juli 2022 ini, anak-anak kembali masuk sekolah. Meski pun tidak ada ceremonial seperti beberapa tahun lalu, mengantar anak sekolah hari pertama, yang bahkan dirayakan oleh seluruh pelajar dan orangtua di seluruh Indonesia, tapi orang tua tetap excited ya kan, mengantar anak sekolah. Buat orangtua, kira-kira apa persiapan masuk SD untuk anak-anak yang baru akan memulai sekolah dasarnya?
Persiapan Masuk SD
Apa sih yang harus dipersiapkan orangtua saat si kecil masuk SD?
Mak Siti Hairul, nara blog Catatan si Emak, yang juga mahasiswi pascasarjana UMY, sharing hal -hal yang harus dipersiapkan para orangtua saat si kecil masuk SD. Berikut sharingnya.
Sharing ini berdasarkan teori kecerdasan profetik yang diperkenalkan oleh Pak Kunto Wijoyo yang beliau sarikan dari QS. Ali Imran: 110.
Sejujurnya, ini salah satu mata kuliah pascasarjana yang sangat saya sukai. Dan menurut saya, sangat relate dengan pendidikan anak-anak kita hari ini. Kaidah propethic learning ala Nabi yang digagas oleh Pak Kunto Wijoyo ini kemudian disarikan oleh beberapa pakar pendidikan untuk lebih mudah diterapkan dalam kehidupan. Salah satunya yang dijabarkan oleh dosen saya, DR. Hajar Dewantara. Ya ampun saya suka banget dengan prespektif Pak Hajar dalam mengimplementasikan prophetic learning untuk dunia pendidikan masyarakat dunia. Ini salah satu sumbangan terbesar ilmuwan Islam untuk dunia pendidikan abad ini.
Oh ya, ke-6 nilai-nilai berbasis profetik ini sudah diteliti dan ditulis di beberapa jurnal ilmiah baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Emaks kalau mau mengecek bisa cari di Google Scholar atau di Google Cendekia. Jadi, secara ilmiah teori profetik ini sangat bisa dipertanggungjawabkan secara akademis.
Prophetic Learning adalah teori pendidikan yang berbasis pada kehidupan Rasulullah. Karena bisa dikatakan, kehidupan Nabi Muhammad Saw sangat universal dan menjawab semua tantangan pendidikan baik secara vertikal dan horisontal. Nah, pengasuhan ala nabi itu bisa dipelajari untuk menjadikan manusia sukses. Karena sekarang, kita tak hanya mengejar sukses dunia saja tapi juga sukses akhirat.
Apa saja nilai-nilai profetik yang bisa diajarkan dan dipersiapkan pada anak saat memasuki SD? Sedikit saya jabarkan dengan bahasa yang lebih sederhana untuk para emak spesial di Kumpulan Emak Blogger (KEB).
6 Kecerdasan Profetik yang Perlu Dipersiapkan untuk Anak Sebelum Masuk SD
1. Kecerdasan spiritual
atau penjagaan terhadap nilai-nilai agama (al-hifz ad-diin). Mempersiapkan anak-anak dengan nilai-nilai agama. Paling sederhana adalah mempersiapkan anak untuk menjaga salatnya. Usia SD atau tujuh tahun berarti anak memang sudah belajar salat dengan tertib. Nah itu yang harus dipersiapkan dari rumah.
2. Kecerdasan emosional
Yakni penjagaan terhadap jiwa anak (hifz an-nafs). Yang paling penting untuk mempersiapkan emosi anak adalah penuhi anak dengan limpahan kasih sayang yang tulus. Anak-anak harus dipersiapkan bahwa dalam dunia sekolah tidak selamanya menyenangkan. Pasti ada susahnya, tapi yakinkan anak bahwa itu bagian dari proses. Belajar itu beberapa sisi sangat tidak menyenangkan tapi anak harus tahu bahwa dengan belajar kita menjadi mengetahui banyak hal yang menyenangkan.
3. Kecerdasan intelektual
Yakni penjagaan terhadap akal (hifz al-aql). Penjagaan terhadap akal dan kecerdasan anak-anak. Seperti mempersiapkan anak-anak bahwa mereka paling tidak tahu apa saja nanti yang dipelajari oleh anak kelas 1 SD. Itulah pentingnya home education ketika anak belum memasuki dunia sekolah. Salah satunya mempersiapkan kecerdasan kognitif anak. Karena mau tidak mau anak-anak yang level kognitifnya bagus biasanya mampu membuat keputusan yang lebih kompleks. Dan itu memang biasanya dipersiapkan dari rumah. Minimal anak-anak sebelum masuk SD sudah memahami konsep berhitung, mengenal abjad dan menyukai dunia membaca. Menyukai dunia membaca ya bukan pandai membaca. Kita bisa mempersiapkan memperbanyak read aloud atau membaca nyaring bersama anak.
4. Kecerdasan sosial-organisasional
Hifzh an-nasl. Ini persiapan penting yang bisa kita lakukan dari rumah agar anak bisa bersosialisasi dengan dunia luar. Minimal anak bisa memperkenalkan diri dengan baik. Memberitahukan namanya pada temannya. Selain itu ajarkan hal-hal penting tentang penjagaan terhadap kehormatan orang lain. Semisal tidak boleh mengejek tentang fisik, status, agama dan penampilan temannya. Anak-anak belajar juga untuk tidak melakukan bullying dan bisa menghadapi jika terjadi perlakuan perundungan terhadap mereka atau temannya.
5. Kecerdasan Entrepreneur (Hifzh al-Mal)
Ini bagian penjagaan terhadap harta dan ekonomi masyarakat lho. Minimal anak mengerti tentang konsep uang saku. Bisa memahami bahwa membeli sesuatu dengan uang dan uang itu harus dicari dengan cara yang benar dan dikeluarkan dengan cara yang benar. Ajari anak untuk menggunakan uang sakunya untuk hal bermanfaat. Selain itu minta anak membeli makanan halal dan thayyib aman bagi tubuh mereka. Dari rumah anak bisa dibuatkan bekal kemudian minta mereka menyimpan uang sakunya untuk hal-hal yang lebih bermanfaat nantinya.
6. Kecerdasan environmental (Hifzh al-Bi’ah)
Nilai-nilai penjagaan terhadap lingkungan. Penting sekali mengenalkan pada anak kecintaan terhadap lingkungan sejak mereka belum masuk SD. Minimal anak-anak sudah mandiri untuk menjaga kebersihan diri sendiri. Bisa membersihkan diri setelah BAK dan BAB. Paling tidak anak-anak yang masuk SD sudah bisa berwudhu dengan baik. Mengenal mana air bersih dan air kotor. Mana najis mana yang bersih. Ini penting untuk penjagaan terhadap lingkungan. Anak-anak juga belajar untuk membuang sampah di tempat sampah. Menyingkirkan gangguan di jalan, ex: saat melihat ranting kecil di jalan.
Demikian sharing saya kali ini untuk teori pengasuhan berbasis keluarga yang bisa dimulai dari rumah terkait dengan persiapan masuk SD.
Emak-emak bisa nih mencari teori-teori parenting lain lho. Karena kan pengasuhan itu berkembang sesuai zamannya. Dan sistem pengasuhan setiap keluarga pasti berbeda-beda. Jadi enggak perlu war-war-an sih kalau urusan mendidik anak. Sepakat ya Mak.
***
Siti Hairul Dayah
Makasih mak Irul sharingnya, pas banget tahun ini sedang menyiapkan anak buat masuk SD tahun depan