Hai, Emak! Mungkin Emak sudah familier dengan Instagram Reels ya? Apalagi kalau yang memang sudah biasa Tiktok-an.
Instagram Reels ini adalah salah satu fitur yang sekarang sedang dikembangkan oleh Instagram, yang memungkinkan kita mengunggah format video yang kreatif dan interaktif.
Diluncurkan setahunan yang lalu, dan sekarang masih dapat panggung banget dalam algoritme Instagram, so, kalau fitus reels ini enggak dimanfaatkan sebaik-baiknya, ya sayang aja gitu. Bahkan, yang tadinya hanya bisa mengunggah video 15 detik, sekarang video reels bisa lebih lama. Ada yang bilang sampai 90 detik. Tapi kemarin saya pernah unggah video sepanjang 2 menit, ternyata juga masuk ke jenis reels. So, reels memang benar-benar sudah menggantikan fungsi IG TV yang sudah hilang sejak Oktober 2021.
Kalau kita lihat, Instagram menampilkan Reels di Explore, juga menaruh menu khusus Reels di tengah-tengah menu yang lain. Hal ini menampakkan dengan jelas bahwa Instagram memang sedang memberi panggung yang besar bagi video reels. So, mumpung lagi dapat spotlight, kencengin saja penggunaan reels-nya, Mak, demi melesatkan eksistensi kita di Instagram.
Nah, untuk itu, yuk, kita pahami dulu cara kerja algoritme Instagram Reels, agar kemudian kita bisa menentukan strategi konten seperti apa yang paling tepat untuk mengoptimalkan konten reels kita.
Cara Kerja Instagram Reels
Agak berbeda dengan cara kerja Tiktok For You Page, atau FYP, algoritme Instagram Reels dipengaruhi oleh interaksi kita dengan konten/user tertentu, siapa yang kita follow, lokasi yang kita tempelkan, bahkan musik yang kita pakai. Pihak Instagram sendiri menjelaskan, bahwa ada lebih dari 200 faktor yang mereka pakai sebagai dasar penentuan rekomendasi konten berdasarkan algoritmenya.
Adam Mosseri, Head of Instagram, menjelaskan ada 4 sinyal yang digunakan oleh mesin media sosial tersebut untuk menyusun rekomendasi kontennya:
- Aktivitas: konten mana yang disukai, diberi komentar, dishare, ataupun disimpan. Sinyal ini adalah sinyal utama bagi Instagram untuk menyusun algoritme untuk rekomendasi relevan.
- Histori: bahkan ketika kita berhenti scroll untuk menonton suatu video reels, tanpa memberikan interaksi pun, algoritme Instagram dapat membaca bahwa kita tertarik dengan konten tersebut.
- Informasi: sinyal yang diberikan berdasarkan audio, efek, filter, dan gimmick lain yang dipakai. Karena itu, sering disarankan untuk menggunakan filter ataupun audio yang lagi trending.
- Profil orang yang posting juga memengaruhi algoritme Instagram, misalnya yang berfollower banyak biasanya juga lebih sering muncul dalam Explore.
Salah satu hal yang juga digarisbawahi oleh Adam Mosseri dalam penggunaan Instagram Reels yaitu sebaiknya hindari menggunakan konten berlogo atau memiliki watermark aplikasi lain selain Instagram, karena bisa menurunkan daya jangkaunya di Explore.
Yep, Instagram is being possessive indeed! Haha.
Membaca Instagram Reels Insights
Untuk mengukur kinerja Instagram Reels, kita perlu mengecek bagian Insights. Bagian ini bisa dicek dengan klik tanda titik susun tiga pada video reels-nya.
Nah, nanti Emak akan bisa melihat Insights, alias statistik, dari reels yang sudah diposting tersebut. Saya tidak akan menjelaskan terlalu detail, tetapi saya hanya akan menunjukkan satu fakta yang menarik di sini.
Ada 2 bagian yang bisa kita lihat dalam insight Instagram Reels:
- Discovery, yang terdiri atas account reach atau jangkauan akun, yaitu akun-akun yang bisa melihat reels kita minimal satu kali. Plays adalah berapa kali video kita diputar satu kali.
- Interactions, yaitu respons yang didapatkan oleh postingan reels, yang terdiri atas likes, comments, shares, dan saves.
Seluruh komponen insight ini ada baiknya untuk diperhatikan satu per satu, sehingga nantinya Emak akan mendapatkan gambaran paling lengkap mengenai performa Instagram Reels milik Emak.
Mari kita lihat contoh penerapannya.
Berikut ini adalah insight dari 2 video Instagram Reels yang berasal dari akun dengan follower 9K+ yang organik; bukan hasil beli follower maupun Instagram engagement pods. So, abaikan nominalnya, tetapi mari kita lihat efeknya. Tidak ada promosi berlebihan dilakukan, pun tanpa ads. Istilahnya, sama-sama post it and leave it, deh.
Insight pertama ini berasal dari video reels dengan menggunakan audio yang tidak viral, tetapi kontennya adalah jenis konten yang memotivasi, dengan kata-kata yang mendorong audiens untuk bersemangat menjalani hari-hari.
Emak bisa lihat dalam Insight-nya, bahwa jangkauannya “hanya” 6.192 akun, di-play oleh 6.180 pengguna. Tetapi di-share oleh 25 akun, dan di-save oleh 58 akun.
Sekarang mari kita lihat video Instagram Reels yang lainnya.
Postingan kedua ini menggunakan audio yang saat itu sedang trending karena lucu. Jangkauannya memang lebih besar, yaitu 10K+ pengguna. Tetapi di-share dan di-save oleh lebih sedikit pengguna daripada postingan video yang pertama.
Apa yang perlu digarisbawahi di sini?
Betul, pemilihan jenis konten akan sangat menentukan.
Kalau Emak ingin konten Emak disave atau dishare lebih banyak, maka pakai strategi konten yang indepth, motivasional, inspirasional, atau bersifat tutorial. Sementara, jika Emak pengin menargetkan jangkauan—yang kemudian hubungannya nanti pada peluang untuk menambah follower—maka manfaatkan konten trending, mulai dari filter ataupun audio. Pengin menargetkan dua-duanya? Maka, Emak harus membuat konten yang inspirasional sekaligus memanfaatkan konten trending.
Nah, PR banget ya? Tapi, pasti bisa, Mak. Kuncinya ada pada konsep kontennya. So, buat dulu konsepnya dengan matang, pilih jenis konten dengan saksama, pilih juga konten trending yang pas.
Namun, hal ini juga berlaku dengan disclaimer ya, Mak. Akan lebih baik jika Emak melakukan dulu A/B testing, sehingga Emak bisa tahu yang sebenar-benarnya kondisi akun Instagram Emak. Dengan demikian, strategi konten pun bisa disesuaikan dengan lebih optimal.
Demikian cara kerja dan mengukur kinerja Instagram Reels yang bisa kita lakukan melalui data insight yang disediakan. Cukup mudah ya, Mak? Semoga sih begitu.
So, siap untuk melesatkan jangkauan Instagram sekarang, Mak? Selamat menganalisis ya!
Informasinya sangat bermanfaat, terima kasih