Marah?

By admin on September 16, 2012

Penulis: Karina Amalia

Hai mak, ada sedikit sharing nih.. Beberapa bulan lalu saya dan suami mengikuti kelas parenting salah satu motivator di Indonesia, walaupun belum punya anak, tapi saya ingin menjadi orang tua yang lebih baik dari orang tua saya. Bukan karena orang tua saya tidak baik lho.. tapi tentunya saya ingin menambahkan pelajaran-pelajaran tertentu kepada anak saya kelak seiring banyaknya perubahan pada era modern ini. Tentunya yang dipelajari seputar masalah parenting termaksud ‘memarahi anak’. Nah ada salah satu cerita yang menarik..

Tentang penduduk di Kepulauan Salomon yang suka meneriaki pohon besar dengan akar yang kuat sebelum menebang pohon tersebut. Mereka menaiki pohon tersebut dan meneriaki pohon tersebut selama 40 hari. Dan apa yang terjadi? Akar pohon tersebut mati dan mengering. Bayangkan kalau kita sering meneriaki anak kita?..

Ada juga tentang salah satu ilmuwan yang sedang meneliti tata cara kerja otak dari seorang anak. Anak yang diteliti adalah seorang anak balita. Dengan berbagai kabel yang di sambungkan dikepala dengan mesin, syaraf bewarna kuning menandakan perkembangan syaraf otak, dan warna merah sebagai syaraf yang telah menetap. Di dalam lab tersebut tentunya sebagai seorang anak balita, dia suka meraih apapun didekatnya. ilmuwan itu terkejut dan tidak sengaja membentaknya ketika anak tersebut akan menarik salah satu kabel. Dan ternyata, karena bentakan itu beberapa syaraf di otaknya yang sedang berkembang seiring dengan keingin tahuan anak (yang bewarna kuning) tersebut kemudian mati dan menjadi hitam. Walaupun nantinya syaraf tersebut akan kembali terbentuk ketika anak mendapatkan jawaban dari keingin tahuannya tersebut, coba emak bayangkan berapa banyak syaraf yang mati ketika kita memarahi anak kita setiap saat? Apa cukup waktunya untuk membangun kembali syaraf tersebut jika tiap hari ada kemarahan dari sang emak? Dan marah juga ternyata mematikan 500 sel syaraf otak kita loh mak..

Dan yang paling terakhir tentang marah, mengapa marah itu, kalau bisa menjadi hal yang dihindari dari orang tua? Karena kemarahan kita akan terbawa sampai anak tersebut dewasa. buktinya, coba ingat-ingat mak, apa dulu kita pernah dimarahi orang tua? Dan masih kita ingat sampai sekarang? Mungkin ketika kita dikunci dikamar mandi/di gudang? Kita sebalnya bukan kepalang ya kan? Dan masih di ingat sampai sekarang? Nah itu jug ayang akan terjadi pada anak kita ketika kita marah dan memberikan hukuman.

Nah sekarang kurangi marah anda ya mak? Dan sharing dong, bagaimana ya cara menasehati anak? Tentunya kalau bisa dengan cara yang halus tanpa marah-marah? 😀

Comments (18)

September 16, 2012

Marah? Tidak ada hukum apa pun yang melarang orang tua untuk marah (kepada anak), tapi harus diingat bahwa ada bermacam-macam bentuk marah itu. Sejauh marah orang tua kepada anak masih dalam batas kewajaran memang seharusnya dilakukan, demi rasa sayang kita kepada anak. Terkadang kemarahan orang tua dengan menghukum anak-anak dengan menguncinya di kamar mandi jangan diambil dari segi negatifnya. Bunda pernah ketika 2 anak bunda berumur 5 dan 7 tahun selalu bertengkar dan berebut mainan– bunda marah — masih juga berantem — bunda kurung dalam WC (gak tanggung2 lho dalam WC, walaupun bersih pake kloset duduk, yang namanya WC tetap aja WC, hehehe…..). Memang keduanya menangis, tapi beberapa saat kemudian sunyi, sepi dalam WC — ketika bunda buka ternyata mereka sedang bermain hompimpa dan main suit-suitan, sambil menahan ketawa mereka. Langsung donk keduanya bunda peluk dan bunda jelaskan langsung kenapa bunda marah dan menguncinya dikamar mandi. Jadi harus ada alasan yang bisa mereka terima apa yang menyebabkan kemarahan itu. Jangan sekali-kali memarahi anak-anak kita dengan kemarahan yang penuh kebencian dengan wajah bringas dan menyeramkan. Nah, inilah yang akan membekas dan akan meninggalkan kenangan buruk dalam benak mereka. Jadiiii………marah itu perlu lho. Itu pendapat bunda. Yang harus dihindari adalah : MEMUKUL, MENCUBIT, MENAMPAR atau MENYAKITI BAGIAN TUBUH MEREKA.


September 16, 2012

betul mak, hindari kegiatan menyakiti fisiknya, tapi tidak lupa hindari menyakiti hati nya 🙂


September 16, 2012

Satu lagi yang paling penting jangan memarahi anak, apa pun alasan dengan mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak wajar! Ini akan berakibat seperti pohon di Kepulauan Solomon itu. Lidah orang tua (apalagi ibu) boleh dibilang “pahit lidah” apa yang diucapkan ketika kesal dan marah suatu saat, entah kapan, akan menjadi kenyataan. Jadi hindarilah kata-kata kasar ketika memarahi anak!. Ingat dan hati-hati!.


September 16, 2012
hana sugiharti

Marah ya , saya baru aja posting tentang kemarahan di malam takbir kemarin..

http://kinzihana.blogspot.com/2012/09/chelsea-vs-takbir-raya.html
hikss marah, mendengar orang marah ,itu memang tidak enak..


September 16, 2012

iya mak, kita aja kalau di marahi sampai sekarang masih suka kebawa ke hati kan, hehe


September 16, 2012

betul mak emang harus lebih sabar ngadepin anak2… ngga mau ih jadinya kayak pohon yang sering diteriakin itu yah, naudzubillah…


September 16, 2012

iya betul mak, belajar sabar.. sabar kan berpahala. 😀


September 16, 2012

Marah itu susah banget dihindari apalagi sama anak batita.
Padahal kalau tidak benar-benar penjelasannya golden age itu bisa menyerap yang engga-engga kan. Sementara susah banget deh untuk nahan marah.

Alhasil saya suka tinggal anak saya dalam keadaan menangis. Saya diam…dan diam, sampai anakku datang sendiri dan mengerti kalau saya marah. BIcara keras itu juga yang belum bisa 100% saya hindari…duh ya koq cobaan jadi orangtua yang mau anaknya baik susah yah…..tapi selama kita berpegangan sama agama dan istigfar insyaallah saya yakin kita bisa hindari itu semua.

Kalau pun Naeema harus nangis saya kasih waktu 5 menit untuk dia meraung2 baru kemudian saya peluk. Entah ini cara yang benar atau tidak…tapi ini cara saya bonding dengan anak saya.

Terus belajar dan berinovasi ya Mba, walaupun belum ada si baby….semangat….


September 16, 2012

alhamdulillah baby sudan lahir 2 september kemarin. nah emak tau kan capeknya jadi ibu baru. hihi. baby kan ga ngerti dimarahin, dan memang hanya bisa menangis. jadi inget kalau marah ga ada gunanya 😀


September 16, 2012

kudu banyak belajar niy biar gak gampang marah,,,apalagi ama anak…
thanks for sharing ya mak…


September 18, 2012

Iya, you’re welcome mak 🙂


September 17, 2012

satu yg saya “capture” dari pernyataan motivator saat ikutan seminar parenting adalah bahwa orangtua kita dulu tidak suka membiasakan meminta maaf kepada anak2nya. slalu saja yang dianggap salah anak pdhl orangtua kan jg berperan besar ya, jadi intinya apapun masalahnya tahan diri utk tdk berteriak didepan anak * justlearnining to be mom 🙂


September 18, 2012

Ini bener banget. Hihi. Kadang orang tua merasa benar, jadi agak ‘gengsi’ untuk minta maaf. Jadi harus dibiasakan juga kalo kelepasan marah, harus minta maaf sama anaknya ya, hehe


September 19, 2012

fisik tersakiti tak bisa disembuhkan tapi luka jiwa ini yg tak bisa disembuhkan *loh apa sih. hahaha


October 2, 2012

hiks hiks… sedih bacanyaa… Suka ga bisa nahan marah ma anak… Mulai sekarang harus lebih sabar!!! makasih mak dah diingetin…


October 6, 2012

Iya mak, saling mengingatkan. 🙂


April 8, 2014

Jadi ingat cerita “talenan” tab apple yg tadi saya baca deh.. 🙂 suka..

Menurut saya, marah tidak masalah asal berupa penanaman nilai2 dan pengertian kepada anak. Misalnya kan kurang baik kalo setiap keinginan anak selalu diturutkan walau anak ngeyel dsb, nggak dimarahi/diberi pengertian (bukan menyakiti fisik dan mental) karena sifat memaksa dan egois sangat tidak baik. Kalau didiamkan berarti membolehkan, tapi kalau teriak2 juga nggak bakal masuk kalau kesal. Maka harus sesuai proporsi marahnya, sesuai caranya, dan bersifat memberi solusi.. Jadi win2 solution buat emak dan anak… #sepertinya idealnya gitu deh mak


April 8, 2014

-_- berantakan amat kalimatnya yah? haha~ efek ngantuk mak.. tapi ngerti kan maksud dan tujuan komen saya di atas.. Hahaa #males ngebenerin, ngantuk..


    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: