Kenapa Blogger Harus Melek Media Sosial – Part 3

By admin on March 17, 2016

Iyaaaa, materi yang satu ini panjang ternyata, Mak, sampai terbagi menjadi 3 begini hihihihi. Sila cek part 1 dan part 2-nya dulu yaa.

Kalau sudah, yuk kita lanjutkan lagi.

YOUTUBE, PERLUKAH?

Makasih sharenya, Put. Yang belom punya itu, ya YouTube. Masih bingung nih, YouTubenya mau diisi apa. Kalau mau diadsense sekalian, kayanya kok kudu bener-bener konsen ke sana.

Kalau diisi kegiatan harian, kesannya kok ngga niche. Padahal aku banyak nyimpen video-video di hape. Ada saran ngga, Put? – Ria Rochma

Jawab : Bikin daily vlog, Mbak. Sama. Aku pun jarang upload di youtube karena merasa belum maksimal dalam tahap pengambilan gambar dan editing. Jadi hanya sekedar punya aja sih. Makanya kan aku bilang, ada yang nggak harus kita punya. Tergantung kebutuhan

APAKAH ISI SEMUA MEDIA SOSIAL HARUS SAMA?

Sebenarnya isi medsos harus sama atau boleh beda? Semisal, isi instagram saya ga serta merta sama dengan isi twitter. Pun tidak ter-share langsung ke twitter dan fb. Maksudnya biar variasi. – HP Melati 

Jawab: Intinya bikin satu tema jadi bervariatif kontennya. Postingan foto atau videonya di ig, kontennya di twitter dan full foto dan konten di fb. Dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami dan nggak ngebosenin.

PENTINGNYA KLOUT SCORE

Bagaimana dengan klout score. Penting banget gak dilihat brand? Lalu akun socmed apa sih yang sangat sangat mempengaruhi klout score? – Sally Fauzi

Jawab: Klout adalah rapot kita di socmed. Ceknya di www.klout.com.

Penting gak penting sih mbak. Saat brand pengen membuat viral konten dengan cepat, penggunaan klout ini penting. Oh ya, klout sebenarnya hanya untuk twitter. Jadi kalau semua akunnya dikonek bisa jadi nilainya nggak valid. Dan biasanya, tiap2 org penilaian kloutnya beda.

Ada yang followers banyak tapi nilai klout rendah, atau yang followers dikit tapi nilai klout tinggi. Kan dilihat dari engagement dan interactionnya. Bagusnya, followers banyak – nilai kloutnya juga tinggi.

APAKAH KITA HARUS MEMILIKI FANPAGE? MENGAPA?

Mau tanya seberapa penting membuat fanpage pribadi? – Suzie Icus

Jawab: Fanpage bisa aja diambil dari nama blog dan kita share apa yang kita tulis di blog ke fanpage itu. Setiap orang wajar punya FP, anggep aja fb personal untuk teman dekat dan FP untuk profesionalisme

Nggak harus punya fanpage. Balik lagi ke kebutuhannya. Saya bikin FP untuk share postingan blog. Kalau fb pribadi untuk networking dan urusan pribadi. Beda orang beda kebutuhan. Kalau merasa belum butuh ya jangan buat. Jangan dijadikan beban.

**

Ikut nimbrung, ya. Kadang kita suka ragu bikin Fanpage karena mungkin ada kata ‘Fan’ nya. Jadi terkesan kalau bikin fanpage merasa diri sudah jadi seleb. Atau orang lain menganggap seperti itu. Akhirnya kita malu atau merasa gak enak sendiri untuk bikin fanpage karena khawatir dengan tanggapan orang.

Padahal sebetulnya gak begitu juga. Saya bikin fanpage udah lama. Tujuannya untuk mengumpulkan seluruh postingan dari beberapa blog saya. Jadi gak ada status-status yang gak ada hubungannya dengan blog di fanpage saya. Dan, gak pernah merasa jadi seleb juga. Lagipula FB juga menyediakan ruang untuk fanpage personal blog, kok. Jadi gak salah juga kalau kita manfaatkan. – Myra Anastasia

**

Menurut pengalaman, fanpage itu penting untuk beberapa agency yang membutuhkan.

Ada beberapa agency atau brand yang menanyakan alamat fanpage. Jadi selain sosmed yang disebutkan Putri diatas, twitter, facebook, youtube dan instagram, fanpage juga masuk dalam syarat kerjasama dengan suatu brand. – Caroline Adenan

**

Sampai saat ini belum paham, terkait fanpage. Itu korelasinya bagaimana dengan keinginan brand.

Bedanya apa dengan personal akun. Apa sih yang harus kita lakukan di fanpage kita. –

Windi Teguh

Jawab: Bedanya, kalau di FP kita mengkhususkan untuk blog atau nama dunia maya kita, kita bisa share tulisan kita disitu. Kalau dipribadi kan kadang kecampur sama status personal. Intinya sih gitu.

Tapi kalau dirasa belum penting ya ndak usah bikin mak. Kadang beberapa brand yg bertanya soal fanpage ingin melihat jumlah likes dan seberapa besar atau banyak pengikut kita.

BUZZING, NETWORKING DAN JUMLAH FOLLOWERS

Sering saya lihat, followers tak banyak tapi selalu dapat job. Begitu pula ada yang blognya alakadarnya tapi brand yang diwakili besar. Menurut mak Kartika Putri Mentari seberapa besar pengaruh networking atau pertemanan? – Lusi Tris

*menambahkan sedikit jawaban nih mak Lus.

Networking menjadi poin plus bagi si blogger Mak. Semakin banyak ia membuka networking, maka semakin banyak peluangnya. Artinya, proses mulut ke mulut akan berjalan.

Si blogger A atau di luar circle kita akan bantu merekomendasikan kita sesuai dengan keahlian kita. Sebaliknya, sekali blogger itu kena cap kurang bagus, ya maka akan tersebar juga.

Kalau dari sisi agency sih, ga terlalu berpengaruh kayanya yaa. Karena mereka mencari berdasarkan kebutuhan. Kecuali, kalau udah mentok, pasti nanya ke sesama circle nya atau beberapa yang dikenalnya, tentu dengan melalui proses seleksi lagi –Mira Sahid

Jawab: Yes, ada yang begitu berkat networking. Atau ada juga misalnya DA nya tinggi atau aktifitas di dalamnya (pageviews ya) tinggi. Intinya kalau mau jadi blogger profesional, networking bagus, konten bagus. Jadi sepaket lengkap.

 

SEO DAN PAGEVIEW

Untuk pageview, bukan mau narsis,  populer atau ingin diakui saja,tapi hanya supaya dikunjungi. Label bisa saja rusak karena kesalahan kecil yang kita lakuin. Apakah itu termasuk SEO? –Tyaseta Rabita Nugraeni

Jawab: Iya. Kan salah satu SEO adalah menaikan rank kita di mesin pencarian gugel untuk keyword tertentu. Semakin sering dishare dan banyak dikunjungi, otomatis akan dilihat gugel sebagai artikel yang bermanfaat.

**

Saya bekerja di Rumah Sakit dan ingin sekali berbagi tentang ilmu di bidang kerja saya, bagaimana tips nya supaya tulisan saya menarik dengan tambahan foto-foto. Sementara saya sudah diambil sumpah agar tidak menyebarluaskan hal- hal yang berkaitan dengan pasien. Dan apakah baik bila menggunakan bahasa saya sendiri supaya gak kaku kalau semua isinya bahasa kesehatan. –Ummi Bindya

**

Saya coba bantu jawab ya. Kalau mau berbagi ilmu kesehatan yang berhubungan dengan kasus pasien kan sudah ada aturannya dalam dunia medis.

Seperti misalnya tidak memberi tahu identitas pasien, tidak menyebarluaskan rekam medis pasien tanpa izin, foto-foto yg menunjukkan area-area pribadi pasien atau yang menunjukkan identitas pasien seperti wajah sebaiknya ditutup atau di-blur dan lain sebagainya.

Kalau mau berbagi ilmu kesehatan yang sifatnya tips malah lebih mudah karena ngga usah pakai foto pasien kan bisa, pakai foto atau gambar yg umum aja. Saya juga banyak berbagi ilmu kesehatan di blog saya. Mungkin bisa dijadikan referensi. –Dini A. Puspitasari

Jawab: Aku bantu jawab ya. Aku pun pernah beberapa kali menulis kesehatan (pengalaman operasi dan dirawat di RS) tapi aku ceritakan lebih ke gejalanya atau cara penyembuhannya. Kalau untuk bahasa, senyamannya kita dalam bercerita mbak. Jangan terpaku pada cara orang lain berbicara, tapi fokus kepada apa yg kita sampaikan orang lain paham.

ATTITUDE DI SOSIAL MEDIA

Tertarik masalah job yg berhubungan sama blogger itu sendiri.
Sejauh mana brand menilai blogger (maap) yang suka nyinyir di sosmed, trus adakah konpensasi/hukuman dari brand yang telah mempercayakan /ngontrak blogger tersebut, sementara si bloggernya suka nyinyir di sosmed? – Nchie Hanie

Jawab: Kebijakan brand berbeda mbak. Kalo di kantorku, sebisa mungkin sudah gak akan berhubungan sama blogger penyinyir. Tapi kalau sekedar gathering sih masih suka diundang. Ya intinya sudah minus 1 lah tiap kenyinyirannya terlihat. Kan seseorang dinilai dari attitude. Nyinyir is one of bad attitude ever.

Hm, sosmed blogger dikepoin agent juga ya. Kira-kira sebatas apa ya kita membatasi diri? –Maya Siswadi

Banget mak. Kemarin aku dapat beberapa masukan langsung dari seorang yg mewakili agency, yang akhirnya terpaksa membatalkan kerjasama dan berpikir ulang hanya kerane status2 blogger A di socmed yang dinilai kurang baik. Padahal, peluangnya besar banget. – Mira Sahid

Wah, harus ngurangin kegalauan di sosmed!- Winursih UwienBudi

Kira-kira status yang kurang baik seperti apa? Nyinyirin brand udah pasti engga. Lainnya gimana? –Sally Fauzi

Dinilai kurang baik oleh agent itu kira-kira yang seperti apa. Maksudnya supaya kita bisa jaga sikap. –Maya Siswadi

Misalnya begini :

  1. Statusnya hanya berisi keluhan.
  2. Memberikan komentar/ status (pandangan) kurang baik pada hal-hal yang sedang menjadi hot issue di media.
  3. Membanggakan diri terlalu berlebihan.

Di ranah social media, semua orang punya pandangan dan persepsi masing-masing. –Mira Sahid

Jawab: Untuk soal membatasi diri ya gak usahlah. Intinya mah jangan baper di socmed. Aku masih sering ngeliat postingan pake kata kasar di beberapa akun teman2 blogger dan agak pikir-pikir untuk kerjasama.

Takutnya kalau kerjasama dan dia gak oke bakalan bernasib sama kayak temen-temennya yang dinyinyirin.

IMHO, bahkan jangan pernah bikin status kekesalan sama sebuah acara atau produk di medsos. Jangan pokoknya!

***

Fyuuuh, selesai juga akhirnya. Semoga bermanfaat ya, Maaak. Tunggu #ArtikelBerbagi berikutnya ;).

    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: