Stop Mom War – Mau ibu bekerja atau ibu rumah tangga, menjadi ibu adalah anugerah yang indah dengan segala konsekuensinya. Sering kita menyaksikan mom war baik di dunia maya, maupun di dunia nyata. Tidak hanya profesi ibu yang menjadi pemicu mom war, namun banyak sekali hal yang bisa diperdebatkan. Intinya segala hal mengenai pola asuh kita yang berbeda, dapat dijadikan topik untuk para emaks merasa bahwa pilihannya yang paling benar.
Semua emak adalah sama, apapun pilihan profesinya dan pola asuhnya. Semua pilihan pasti ada konsekuensinya baik lebih maupun kurangnya. Ingat pepatah menang jadi arang, kalah jadi abu. Itulah hasil akhirnya mom war, tidak akan membawa para emak ke mana pun.
Kita bisa menghindari mom war, dimulai dari diri sendiri. Nah, berikut ini beberapa hal yang bisa membuat kita menghindar dari dan malah jadi bisa belajar banyak dari pilihan emak lain yang berbeda dengan kita.
- Tidak merendahkan pilihan emak lain
Ada emak yang memilih menyekolahkan anak di sekolah mahal. Ada juga emak yang menyekolahkan anak di sekolah negeri. Hal yang sepertinya terlihat kecil pun rentan diperdebatkan. Tiap pilihan yang diambil pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Jadi tidak mutlak pilihan kita benar, dan pilihan yang diambil emak lain salah. Daripada sibuk meremahkan pilihan emak lain, lebih baik kita melihat kekurangan pilihan kita dan berusaha menambalnya.
- Percaya diri dengan pilihan sendiri
Kadang suka minder enggak sih dengan pilihan kita? Ibu bekerja dan ibu rumah tangga adalah yang paling banyak jadi topik mom war yang bikin kita jadi tidak percaya diri.
Daripada minder, lebih baik kita menyibukkan diri melihat sisi positif dari pilihan kita sehingga kita bisa lebih percaya diri. Dengan begitu, bila ada yang nyinyir dengan pilihan kita, kita bisa mengabaikannya tanpa perlu sakit hati berkepanjangan.
- Menghindari debat berkepanjangan
Sambungan dari poin ke 2. Bila ada yang nyinyir, mengomentari, atau menjelekkan pilihan kita, bagaimana kita menanggapinya? Tergantung pribadi masing-masing sih. Bisa dengan tidak menanggapinya, atau menjawabnya dengan baik, tanpa harus menyinggung atau menjelekkan pilhannya.
Sebenarnya yang nyinyir atau menjelek-jelekkan pilihan emak lain yang berbeda dengannya sih malah kasihan, Maks. Mungkin dia belum mengetahui kelebihan pilihan emak lain atau malah dia minder dengan pilihannya.
- Berbaik sangka
Bila ada yang memulai mom war, kita berbaik sangka saja dengannya. Selain karena minder, mungkin si pemicu sedang ada masalah yang membuatnya sensitif. Yuk, Emaks! Kita berbaik sangka dengan tidak melanjutkan mom wartersebut.
- Belajar dari emak yang berbeda pilihan dengan kita
Daripada sibuk melihat kekurangan para emak dengan pilihan yang berbeda dengan kita, lebih baik kita melihat kelebihannya dan belajar dari mereka. Hal sederhana saja, seperti emak yang menemani anak belajar dengan emak yang membiarkan anaknya belajar dengan mandiri.
Enggak banget deh ya, sibuk membandingkan pilihan kita dan merendahkan pilihan lain. Karena ya tiap anak berbeda, jadi sang ibu juga pasti mengetahui apa pilihan yang harus diambil untuk menghadapi gaya belajar anak. Lebih baik kita belajar dari emak lain.
Dari contoh di atas, kita bisa belajar bagaimana telatennya emak yang menemani anaknya belajar. Kita juga bisa belajar tentang cara membuat anak mandiri dan mau belajar dari emak yang membiarkan anaknya belajar secara mandiri.
Yuk emaks, daripada saling menghujat pilihan lain, lebih baik kita saling mendukung. Kolaborasi para emak yang baik, akan membawa pengaruh positif ke anak, karena akan kita akan mendapat banyak insight baru.
***
Stop Mom War, Dimulai dari Diri Sendiri merupakan post trigger #KEBloggingCollab kelompok Retno Marsudi yang ditulis oleh Indriyanti.
Indriyanti, emak blogger yang tinggal di Jakarta dan mengelola blog www.indrinoor.com
setuju dari diri kita sendiri dulu dan utamanya merubah dulu mindset bahwa memahami orang lain bahwa orang lain belum tentu punya persepsi sama demgan kita