Setiap orang, pasti memiliki hobi atau kegemaran yang mungkin sejak kecil sudah dilakukan atau hobi yang muncul setelah kita dewasa. Dari kecil, saya suka dengan kerajinan tangan. Makanya, tiap ada mata pelajaran keterampilan atau prakarya di sekolah, saya paling semangat mengerjakannya. Tapi, hobi itu sempat vakum dalam waktu yang lama hingga saya mengenal istilah handmade, DIY (do it yourself) lewat internet di pertengahan tahun 2009. Saya kembali bersemangat menekuni hobi DIY itu.
Bagi sebagian orang, hobi bisa menghasilkan uang. Bahkan ada juga yang menjadikan hobi sebagai mata pencaharian utama. Saya termasuk yang memanfaatkan hobi untuk menghasilkan uang sih, walaupun jarang banget. Kalau ada teman yang minta dibuatkan sesuatu, lebih sering saya tolak karena memang saya bebikinan kalau lagi pengen saja atau made by mood, hihi.
Yuk, dibaca juga: Hobi Jadi Rezeki
Sebenarnya saya tipe orang yang anti ribet, nggak mau bersusah payah untuk menghasilkan sesuatu. Tapi, terkadang saya terlalu ‘pelit’ mengeluarkan uang untuk mendapatkan barang yang saya inginkan. Apalagi kalau saya merasa bisa membuat sendiri daripada beli. Sayang saja uangnya, haha.
Saya mau share nih sebagian produk dari hobi DIY saya yang sebenarnya bisa banget dibeli jadi, tapi saya memilih untuk ribet membuatnya demi menghemat.
Boneka Rajut dari Hobi DIY
Saat hamil anak kedua saya, Khansa, saya sudah sering nge-stalk akun olshop mainan bayi yang lucu-lucu. Termasuk boneka yang instagramable yang kece banget difoto sama bayi, walaupun belum bisa dimainin sama dia.
Dasar emak-emak perhitungan, saya akhirnya memutuskan untuk membuat sendiri boneka rajut. Benang ada, peralatan lengkap, pola juga tersedia di internet, yang dibutuhkan hanya niat dan semangat. Jadi deh!
Playmat dan Knit Pillow
Beberapa tahun terakhir, gaya disain kamar anak dengan tema Scandinavian menjadi tren ya. Salah dua properti pendukungnya seperti karpet motif track mobil dan bantal simpul. Dulu saya sempat ngotot banget pengen beli, tapi karena keseringan sold out dan musti PO dulu akhirnya jadi males pantengin olshop lagi.
Tiba-tiba kepikiranlah untuk bikin sendiri. Cuma digambar-gambar saja kok *rada sombong padahal ga jago gambar*. Kebetulan, ada kain blacu polos yang sejak pertama kali beli belum tersentuh sama sekali. Cat acrilic hitam dan spidol kain juga masih ada sisa DIY sebelumnya. Untuk bantal simpul, setelah melihat tutorialnya di Youtube, ternyata nggak susah-susah amat. Bahannya juga tersedia, saya upcycle saja pashmina kaos yang sudah lama tak terpakai.
Headband
Kalau punya anak cewek tuh, mesti deh ingin didandanin selalu biar cantik. Nggak pernah bosan berlama-lama lihat model bandana bayi yang bertebaran di olshop. Sekarang, sudah ada inovasi baru agar kepala bayi aman dan nyaman saat memakai bandana. Kalau yang pakai karet gitu kan biasa membekas di kepala, jangankan bayi, saya saja kalau kelamaan pakai bandana hijab suka pusing.
Bandana bayi sekarang ini, sebagian besar menggunakan bahan dasar nilon yang super elastis dan lembut. Pernah sekali waktu saya naksir sama bandana nilon yang super lucu imut menggemaskan dan langsung mengkhayal kalau Khansa pake bandana itu pasti kece banget. Sayang harganya 65 ribu di luar ongkir.
Mungkin buat orang lain wajar harga segitu ya. Lagipula, untuk anak nggak usah pelit lah. Tapi saya kok mikir uang segitu lebih baik dibeliin makanan ya buat anak, apalagi sebenarnya saya juga bisa bikin sendiri kok. Tadinya mau beli bahan dasarnya saja, nilon. Nanti perintilannya bikin sendiri. Tapi tak sengaja melihat ada manset baju berbahan dasar nilon. Akhirnya, jadilah bandana-bandana buat Khansa yang dijamin nggak ada samanya di dunia ini.
Baby Carrier/ Gendongan
Awalnya, saya membeli kain gendongan yang masih berupa selendang panjang (woven wrap) dan ingin saya konversi menjadi tipe Mehdai. Ini bisa dibilang hobi DIY ter-nekat yang pernah saya kerjakan. Karena saya nggak punya pola yang pasti. Hanya bermodalkan gambar-gambar yang ada di Pinterest dan mengamati Mehdai yang sudah jadi. Alhasil, sempat menyerah juga saat sebagian kain yang saya warnai tiba-tiba menyusut dan ukurannya jadi kacau.
Untungnya wovenwrap-nya masih cukup untuk menggantikan kain yang menyusut itu. Dengan tekad yang kuat untuk menyelesaikan misi, akhirnya jadi juga Mehdai yang sampai sekarang menjadi andalan saya untuk menggendong Khansa. Cukup puas sama hasilnya, dan kadang nggak habis pikir juga akhirnya saya berhasil.
Alhamdulillah jadi juga. Menjadi salah satu gendongan favorit nih.
Outer untuk Dresscode
Sebagai seorang blogger yang sering menghadiri event, saya selalu berusaha agar outfit yang akan saya kenakan sesuai dengan tema acara. Biasanya penyelenggara juga sudah menentukan dresscodenya. Saya termasuk blogger yang nggak selalu beli baju baru demi dresscode. Saya lebih suka mix and match saja dengan baju yang sudah ada.
Sewaktu menghadiri event Bunda Anne Avantie yang kental banget dengan nuansa batik. Kalau saya beli baju baru, musti jarang dipakai nantinya. Menurut saya kalau beli barang tapi jarang banget digunakan. Saya kembali menggunakan fungsi mesin jahit untuk ber DIY ria, membuat outer dengan kain batik milik almarhumah Ibu dulu.
Beberapa minggu lalu saya juga menghadiri event di salah satu resto ternama yang mengharuskan kami datang dengan dresscode bunga-bunga. Duh sejak kapan saya punya baju motif bunga-bunga? Bukan saya banget deh. Dari pada beli, lebih baik saya bikin sendiri dijadiin outer. Kebetulan kain yang harusnya saya eksekusi untuk membuat dress si baby Khansa masih ada. Toh outer nya juga lebar, nanti masih bisa diubah lagi kok jadi dress bayi.
Dua outer ini bikinnya pakai sistem kebut semalam. Gampang banget, wong modelnya cuma persegi saja, tinggal jahit lurus.
Nah, kira-kira seperti itulah hobi DIY saya dengan dalih penghematan. Jadi sebenarnya orang yang suka DIY itu kreatif atau irit sih? Menurut saya pribadi sih dua-duanya betul. Walaupun ada juga para DIY-ers yang justru membutuhkan modal lebih besar, baik biaya maupun tenaga.
Kalau emak hobinya apa saja nih? Sharing yuk!
***
Hobi DIY: Kreatif atau Irit? Merupakan post trigger #KEBloggingCollab dari kelompok Najwa Shihab yang ditulis oleh Alfu Laila, emak blogger yang tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan.
Ingin membaca cerita-cerita keseharian Alfu? Silakan berkunjung ke blog https://alfulaila.com/
Waaah ini mah kreatif banget mba, salut untuk emak-emak yang tetap rajin bebikinan diantara segala kerempongan 😀