Sebentar lagi, ajang Pekan Olahraga bergengsi, Asian Games 2018 akan digelar pada bulan Agustus 2018 depan di Indonesia. Apa saja yang perlu Mak Emak ketahui tentang penyelenggaraan ini? Yuk, simak liputannya berikut ini:
Indonesia Menjadi Tuan Rumah Kedua Kalinya
Asian Games pertama kali dilaksanakan di India pada tahun 1951 dan di Indonesia pada tahun 1962. Sehingga Asian Games 2018 ini terhitung menjadi kesempatan kedua kalinya untuk Indonesia. Sebagai acara terbesar setelah olimpiade, Asian Games adalah acara bergengsi yang diorganisir oleh Olympic Council of Asia dengan edisi ke-18 yang akan digelar di dua kota yakni Jakarta dan Palembang pada tanggal 18 Agustus-2 September 2018.
Pelaksanaan Asian Games Dimajukan Karena Pemilu 2019
Baca Yuk: Emak-emak Bicara Politik
Semestinya, pelaksanaan Asian Games dilaksanakan pada tahun 2019. Tetapi, berhubung tahun tersebut bertepatan dengan perhelatan besar yakni Pemilu 2019 di Indonesia, maka Asian Games dimajukan di tahun 2018. Perubahan jadwal ini disepakati 42 dari 45 negara yang memiliki hak suara. Pada event kali ini, rencananya akan ada 41 cabang olahraga yang dipertandingkan, 33 cabang olahraga olimpiade dan 8 olahraga cabang non olimpiade.
Dampak Ekonomi Asian Games 2018 Mencapai 45 Triliun
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, yang memperkirakan dampak ekonomi langsung dari perhelatan Asian Games 2018 sebesar Rp 45,1 triliun. Selain itu, acara besar ini diperkirakan meningkatkan sektor pariwisata, menciptakan lapangan kerja dan mendorong pengembangan kota melalui pembangunan infrastruktur fasilitas olahraga. Berbagai peluang ekonomi yang dapat dimanfaatkan dari penyelenggaraan Asian Games 2018 ini tentu saja dapat dicapai dengan menggencarkan promosi Asian Games seluas-luasnya.
Sebagai Momentum Pembangunan
Bung Karno melalui ajang Asian Games 1962 menjadikannya momentum untuk mempercantik Jakarta, sebagai bagian dari wajah Indonesia. Kala itu, Bung Karno membangun Gelora Bung Karno (GBK), Jembatan Semanggi, Hotel Indonesia, Patung Selamat Datang di Bundaran HI, Mal Sarinah dan banyak lagi.
Selain itu, ajang olahraga bergengsi ini pula yang membuat televisi menjadi familiar di Indonesia. Karena di momen menyambut ajang olahraga tersebut, Bung Karno membangun siaran televisi nasional, yang kita kenal sampai saat ini yakni TVRI. Didirikan pada bulan Agustus 1962, TVRI digunakan untuk menyiarkan pembukaan dan pertandingan Asean Games. Pada saat itu, Bung Karno juga membeli sepuluh ribu perangkat TV agar rakyat Indonesia dapat menonton pertandingan Asean Games.
Puluhan tahun kemudian, daerah Senayan, Sudirman-Thamrin serta Bundaran HI berkembang pesat menjadi salah satu sentra Jakarta.
Sementara, pada pagelaran Asian Games 2018 ini, persiapan yang dilakukan pemerintahan Jokowi adalah upaya peremajaan GBK dengan total anggaran 2,6 triliun serta pembangunan MRT dan LRT yang ditargetkan selesai sebelum Asean Games dimulai.
Palembang Menjadi Tuan Rumah 40 Ajang
Selain Jakarta, kota yang juga terus berbenah adalah Palembang. Kota yang digadang-gadang akan menjadi “Kota Olahraga Dunia” ini telah membuktikan kesiapannya dengan pengalaman menjadi tuan rumah dari 40 ajang olahraga nasional, regional maupun internasional. Infrastruktur yang dibangun Palembang untuk Asian Games ini diantaranya adalah Jakabaring Sport City, Underpass flyover, rumah sakit, perluasan bandara, pembangunan LRT dari bandara menuju Jakabaring.
Medali Asian Games 2018 Bercorak Batik
Desain medali Asian Games 2018 dengan logo Asian Games dan corak batik dari seluruh penjuru Indonesia. Hal itu menunjukkan keanekaragaman budaya, sekaligus persatuan Indonesia. Motif-motif batik ini juga mencerminkan keanekaragaman suku, agama, ras masyarakat Asia yang berpartsipasi dalam Asian Games ke-18.
Makna Logo dan Maskot Asian Games 2018
Yang perlu kita ketahui adalah makna logo dan maskot Asian Games 2018. Logo Asian Games 2018 berbentuk sketsa tampak atas Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dan matahari di bagian tengahnya. Matahari sebagai lambang sumber energi paling utama yang kemudian menyebar melalui delapan jalur ke seluruh Asia sekaligus dunia dengan adanya Aiean Games. Dalam hal ini, terselip harapan agar Indonesia bisa menunjukkan kehebatannya melalui penyelenggaraan Asian Games 2018. Makna logo ini juga menggambarkan energi yang kuat dalam merefleksikan dan mempromosikan Indonesia ke dunia.
Sementara itu, maskot Asian Games 2018 juga terbilang unik. Maskot ini terdiri atas tiga satwa di Indonesia yaitu burung Cendrawasih yang diberi nama Bhin Bhin, badak bercula satu bernama Kaka, dan Rusa Bawean yang diberi nama Atung. Maksud dari ketiga maskot ini yaitu untuk mewakili keragaman kekayaan hayati Indonesia yang terdiri dari Indonesia bagian timur (Bhin Bhin), Indonesia bagian barat (Kaka), dan Indonesia bagian tengah (Atung). Maskot ini dibuat dengan sentuhan seni yang modern dan tetap memperhatikan kearifan model budaya lokal yang unik.
- Bhin Bhin adalah seekor burung Cendrawasih (Paradisaea Apoda) yang merepresentasikan strategi. Bhin Bhin mengenakan rompi dengan motif Asmat dari Papua.
- Atung adalah seekor rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) yang merepresentasikan kecepatan. Atung mengenakan sarung dengan motif tumpal dari Jakarta.
-
Kaka adalah seekor badak bercula satu (Rhinoceros Sondaicus) yang merepresentasikan kekuatan. Kaka mengenakan pakaian tradisional dengan motif bunga khas Palembang.
Bagaimana, siap mensukseskan Asian Games 2018 kan, Maks?
***
Asian Games 2018: Hal-hal yang Perlu Kita Tahu, merupakan post trigger #KEBloggingCollab dari kelompok Sri Mulyani yang ditulis oleh Nurin Ainistimaklia, narablog di www.istikmalia.com