Apa sih subheadings artikel? Ada yang tahu dan bisa menjabarkan? Atau barangkali udah akrab?
Subheadings, atau penajukan (sebutannya di WordPress berbahasa Indonesia) adalah semacam judul kecil yang membagi artikel kita menjadi beberapa bagian. Meski disebut sebagai “judul kecil”, tapi subheadings punya peran besar untuk membuat para pembaca blog tetap menaruh perhatian pada artikel kita.
Font subheadings artikel ini biasanya memang lebih menonjol ketimbang font artikel umumnya, karena memang tujuannya untuk menjadi pembatas, penarik perhatian, dan penanda bagian penting.
Lalu, kenapa harus ada subheadings artikel?
Tau enggak, bahwa hanya 10% dari pembaca online yang mau benar-benar membaca artikel blog kita. Rata-rata, orang cuma mau tinggal 15 detik saja di suatu artikel, dan mereka mostly adalah para scanner, alias para pembaca cepat.
Nah, subheadings artikel akan dapat “memaksa” para scanner ini untuk scanning per bagian dari artikel. If they found our subheadings are interesting enough, maka mereka akan mengulang membaca per bagiannya dengan lebih saksama.
So, ini sama halnya kayak kita bikin kesempatan kedua agar tulisan kita kebaca, sampai selesai. Makanya adalah penting buat kita untuk membuat subheadings artikel yang menarik. Kalau enggak ya, bhay juga nih mereka para fast reader ini. Padahal 70-80% pembaca online punya perilaku kayak gini.
Jadi, bisa disimpulkan ya, Mak, bahwa subheadings artikel berfungsi untuk:
- Menonjolkan bagian per bagian dalam artikel, sehingga tetap menarik untuk dibaca.
- Membuat para fast reader yang selalu terburu-buru membaca itu bisa skimming dengan lebih baik, dengan harapan mereka akan tertarik membaca dengan lebih saksama.
- Meringkas atau menyimpulkan dari beberapa bagian yang dipisahkannya.
- Membuat pembaca lebih mudah memahami topik yang sedang kita bahas.
- Membuat pembaca lebih penasaran, dan akhirnya mau scroll ke subheading berikutnya.
- Memudahkan kita untuk merumuskan pikiran, dan tulisan pun menjadi lebih runtut dan fokus. Saat kita sudah punya poin-poin subjudul dalam kerangka tulisan, maka selanjutnya akan jauh lebih mudah bagi kita untuk mengembangkan kerangka menjadi tulisan utuh.
Terus, subheadings artikel itu bisa dilihat di sebelah mana sih?
Kalau di WordPress classic editor, ada di sebelah sini.
Untuk WordPress dengan Gutenberg, ada di sebelah sini.
Kalau di Blogspot, setting subheading juga ada di sebelah kiri atas kotak editor, hanya saja berbeda istilah.
Kalau di WordPress sudah langsung kelihatan heading 1, 2, 3, dan seterusnya. Nah, kalau di Blogspot, Heading = H2, Subheading = H3, Minor heading = H4.
Untuk WordPress, biasakan judul artikel sudah mendapatkan tag H1. Jadi untuk subheading pertama, kita bisa pakai mulai H2. Untuk Blogspot, subheading pertama, kita pakai yang Heading, berikutnya baru Subheading.
Bingung enggak, Mak? Semoga enggak ya 😀
Nah, terus, gimana cara membuat subheadings artikel yang menarik hingga para scanner dan pembaca cepat kemudian mau mengulang membaca? Ada nih triknya.
3 Trik Membuat Subheadings Artikel Blog yang Menarik
1. Langsung ke inti persoalan
Netyjen ini sifatnya sama aja, Mak. Mereka males baca, tapi maunya langsung tersolusikan masalahnya. So, mereka akan skip so called pengantar artikel, mereka maunya langsung ke pokok persoalan.
Jadi, tempatkanlah poin-poin pokok pikiran yang solutif ini di subheadings artikel.
Salah satu yang terpenting dalam subheadings artikel adalah perletakan keywords utama. Pastikan setidaknya ada satu keywords utama yang menempati posisi subheadings, boleh di H2, H3, dan seterusnya.
Be creative dan bijak dalam merangkai kata-katanya ya.
2. Pendek
Ingat, bahwa subheadings ini berlaku layaknya judul. Jadi ya perlakukanlaj seperti judul. Tapi, kan itu ada juga yang suka bikin judul panjang? Iya sih, tapi kan juga enggak satu paragraf dibikin subheading semua. It’s over optimized, dan Google tuh nggak suka.
Berapa kata idealnya untuk subheadings artikel? Saya sih enggak tahu pasti. Hehehe. Silakan disesuaikan saja dengan kebutuhan, tapi jangan berlebihan.
3. Kreatif
Anggaplah sebagai judul–seperti yang sudah dijelaskan di atas–yang akan menentukan pembaca mau ngeklik dan kemudian baca artikel kita, jadi subheadings artikel harus juga memberikan rasa penasaran.
Untuk apa? Supaya pembaca artikel kita semakin penasaran ingin tahu apa saja yang kita bahas, sehingga mereka nggak kerasa udah scroll dan baca sampai artikel selesai. Jadi semua syarat-syarat judul yang baik itu berlaku; either mengandung kata-kata yang powerful, emosional, mengungkapkan keunggulan atau positiveness, dan lain-lain.
Nah, gitu deh, Mak. Sedikit tentang subheadings artikel ya.
Nggak cuma akan memudahkan kita dalam merumuskan kerangka pikiran yang kemudian dikembangkan menjadi artikel utuh, tetapi juga dapat memberikan user experience yang baik bagi pembaca.
Pokoknya, Mak, pembaca online itu males banget baca. Udah, itu aja deh. Sehingga kitalah yang harus pinter “menahan” mereka agar mau tetap baca sampai selesai. Gimana pun caranya.
Nah, ada tanggapan? Atau tambahan? Atau diskusi? Boleh ditulis di kolom komen ya!
Oke sip, aku selalu pakai subheading untuk artikel, supaya mata gak capek. Kadang memang perlu disentak dengan sub judul