Menjalin hubungan suami istri itu pasti ada up and down ya, Mak. Karena sepanjang hidup kita akan terus berproses dan membuat hubungan itu bertumbuh ke arah yang lebih. Walaupun sudah pacaran bertahun-tahun ternyata nggak menjamin Emak dan suami saling tau sisi baik maupun buruk. Benar nggak, Mak? Setelah bertahun menikah, ternyata ada sikap dari suami yang bisa menghancurkan pernikahan.
Secara umum nih ya, kaum pria kerap ‘dituntut’ agar bisa sensitif menghadapi istri, menyayangi keluarga, kuat, melindungi. Well, itu sih yang diharapkan pada suami. Tapi, terkadang apa yang kita harapkan itu agak sedikit nggak sesuai harapan.
Contohnya nih, pengin banget deh suami romantis saat wedding anniversary, kasih bunga atau sekedar kencan berdua. Tapi, in fact, suami lupa kalau tanggal tersebut adalah tanggal penting dalam pernikahan.
Okelah, hal tersebut bisa dimaafkan, ya.Tapi, ada beberapa hal penting dari sikap suami yang barangkali dianggap sepele tapi ternyata bisa menghancurkan pernikahan.
Inilah 9 sikap dari suami yang bisa menghacurkan rumah tangga
-
Tidak memberikan kebutuhan dasar
Sebagai laki-laki adalah tugas suami untuk menafkahi keluarga.
Walaupun Emak juga bekerja, tapi suami wajib untuk memberi nafkah. Jangan berpikir bahwa Emak memiliki uang terus melupakan tanggung jawab utama seorang pemimpin keluarga.
Terkadang memang suami perlu satu kerja ekstra dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Bisa saja suami kerja overtime shift demi si kecil yang pengin masuk klub bulutangkis. Hal itu tidak menjadi masalah ketika ada komunikasi yang baik di antara Emak dan suami. Jadi, Emak bisa mengerti bahwa suami ada tambahan kerja demi mencukupi kebutuhan.
Namun, kondisi akan menjadi sulit ketika suami malas untuk bekerja, tidak memberikan nafkah bagi keluarga sepeser pun dan sangat pelit memberikan uang ke istri.
-
Suka main pukul
Ini adalah mimpi buruk bagi setiap istri dalam pernikahan. Perlakuan kasar dari suami ini tidak bisa dimaafkan dengan alasan apapun. Begitupun jika itu menimpa anak-anak, jangan biarkan itu terjadi, Mak.
Apabila ini terjadi, Emak kumpulkan kekuatan untuk melawan. Segera hubungi keluarga atau orang terpercaya untuk membicarakan masalah ini. Ingat, kasus kekerasan dalam rumah tangga adalah tindak kejahatan.
-
Menahan sentuhan fisik
Laki-laki itu kadang kaku dalam mengungkapkan rasa sayangnya. Entah itu dalam kalimat maupun sentuhan fisik. Padahal sentuhan fisik itu nggak selamanya identik dengan ranjang.
Sesekali suami bisa memeluk dan mencium kening Emak sebelum berangkat kerja, menggenggam tangan saat berjalan di mal, merangkul bahu Emak ketika nonton berdua di rumah. Hal-hal kecil seperti inilah yang membuat pernikahan itu semakin bergairah.
Jika, suami menahan untuk melakukan sentuhan fisik seperti yang dicontohkan, yakin deh Emak akan merasa hambar bahkan berpikir suami nggak peduli.
Kadang, para perempuan itu nggak butuh kalimat ‘I love you’ setiap saat atau makan malam romantis. Sentuhan fisik yang sederhana itu lebih membuat istri melted loh.
Baca juga : 7 Fakta Menarik Perempuan di Tahun Macan Air
-
Mendahulukan hal-hal lain daripada istri sendiri
Dari sekian banyak perempuan yang suami pacari, tapi akhirnya suami memilih Emak sebagai pasangan hidup dan menghabiskan sisa waktu berdua.
Pulang hingga larut atau lembur di kantor tanpa memberitahu lewat chat atau telepon, barangkali bagi suami adalah hal sepele tapi tidak bagi Emak. Atau nih yang sering terjadi di pasangan milenials, smartphone nempel seperti perangko di genggaman sehingga orang yang dekat terasa jauh.
Hal ini akan membuat seorang istri merasa tidak dipedulikan lagi, menomorduakannya. Ya gimana tidak, lagi ngobrol malah asyik sekrol timeline media sosial! Huh!
Memang benar, pekerjaan suami itu penting, tapi jangan lupa untuk siapa suami bekerja.Ingatlah wahai suami, nggak ada yang lebih penting dari segala macam hal di smartphone (media sosial, game, chatting) dibandingkan dengan apa yang terjadi di sekitar khususnya keluarga.
-
Tidak ada quality time
“Karena wanita ingin dimengerti …”
Pasti familier yes dengan lirik itu. Hehehe
Benar banget liriknya, perempuan itu ingin dimengerti.
Bukan berarti suami mesti ngomong ‘I love you’ setiap saat, no! Atau mungkin sumi berpikir bahwa dengan bekerja enam hari seminggu, mentransfer uang tujuh hingga delapan digit setiap bulan sudah cukup menunjukkan rasa cinta dan nggak perlu melakukan hal yang lebih dari itu.
Hmmm …
Menafkahi adalah hal yang wajib dilakukan oleh suami. Tapi, dalam hubungan harus ada yang namanya quality time berdua.
Tiap hari sudah disibukkan oleh pekerjaan kantor, lalu pulang ke rumah langsung sibuk dengan smartphone lanjut kerjaan, tidak mandi, tidak ada menyapa anak dan cuek, ini bisa menjadi kerikil dalam hubungan pernikahan.
Apalagi jika hal tersebut tidak ada perubahan walau sudah diprotes, well siapa yang tahan?
-
Suka berbohong
Katanya berbohong demi kebaikan itu tidak masalah. Hmm, iyakah?
Yang namanya berbohong itu ya dosa. Akan ada efeknya dalam hubungan pernikahan. Apa yakin ketika suatu saat istri tahu kebohongan tersebut tidak akan terjadi pertengkaran?
Misalnya, uang bulanan berkurang karena suami membeli suatu barang. Lalu, alasannya harus membayar satu hal penting. Di kemudian hari, istri tahu. Ini akan sangat melukai istri.
Sekali berbohong, akan muncul kebohongan-kebohongan lainnya.
-
Sering membentak anak
Percaya nggak, semarah-marahnya istri ke anak, seorang istri itu tidak akan pernah membiarkan orang lain memarahi anaknya termasuk suami. Setuju?
Seorang istri memarahi anak itu pasti karena ada alasan dan memiliki tujuan tertentu. Tapi, ketika suami membentak anak terlebih dengan kalimat kasar bahkan sudah main tangan, ini tidak bisa dibiarkan. Ini sikap dari suami yang bisa menghancurkan pernikahan.
-
Ada orang ketiga
Ini sikap suami yang bisa menghancurkan pernikahan!
Pada umumnya, perselingkuhan terjadi karena komunikasi yang buruk antar pasangan, lalu ada kesempatan seperti memiliki teman perempuan yang sering chatting. Di sinilah akar permasalahan, jika suami tidak menyukai sikap istri, dikomunikasikan pun sebaliknya. Bukan menceritakan kesalahan istri ke perempuan lain!
Ada juga perselingkuhan terjadi karena intensitas ketemu dan komunikasi dengan perempuan lain yang tinggi. Merasa adanya kecocokan, terpacu adrenalin maka perselingkuhan pun tidak terhindarkan.
-
Tidak menghargai orang tua istri
Ini perkara yang runyam. Ada sebagian suami yang merasa tidak betah berada di rumah mertua atau sikap mertua yang dianggap tidak sesuai, bisa juga meremehkan karena dianggap beda strata sosial.
Sungguh tidak menghargai orang tua itu bisa membuat istri terluka hatinya. Seorang anak perempuan walaupun sudah menikah mestilah tetap taat terhadap orang tua.
Barangkali jika sikap suami masih bisa dikomunikasikan, ini tentunya baik. Namun, akan sulit apabila suami terus-menerus tidak menghargai bahkan merendahkan orang tua istri. Ini tidak bisa dimaafkan.
Pernikahan memang menyatukan dua anak manusia. Karena itu, Emak dan suami harus bisa menjadi partner yang saling melengkapi dan menghargai. Sikap suami yang bisa merusak pernikahan ini sebaiknya diminimalisir dari sekarang.
Dan bagi Emak, kalau memang suami kurang menunjukkan rasa sayang, ingatkanlah, katakan isi hati Emak jangan dipendam. Namun, apabila tidak ada perubahan dan membuat hati Emak makin hambar, merasa hubungannya menjurus ke arah toxic, bicarakan dengan orang yang dipercaya ataupun bisa konseling pernikahan.
Kalau memang terasa jalan sudah buntu, silahkan dipikirkan baik-baik, Emak. Daripada melanjutkan tapi hati terus terluka, mending disudahi. Karena setiap Emak berhak untuk bahagia.
Seperti lirik di lagu Tulus, Diri :
Luka-luka hilanglah luka
Biar tenteram yang berkuasa
Kau terlalu berharga untuk luka
Katakan pada dirimu
Semua baik-baik saja
Semoga kebahagiaan selalu menyertai, Emak dan keluarga.
Setuju banget. Kalau ada kekurangan istri, komunikasikan, bukan malah cerita sama orang lain, lebih-lebih jika orang lain itu adalah seorang perempuan. Ini akan membuat celah bagi perselingkuhan.