Kalau sudah selesai menulis blog, terus apa yang kemudian Emak lakukan? Publish, terus …? Biasanya sih, terus share ke media-media sosial, atau grup WhatsApp, dan seterusnya. Betul? Lalu, setelah itu? Pernahkah Emak kemudian merencanakan repurposing konten artikel blog Emak?
Nah, ini memang yang biasanya belum dilakukan ya, Mak? Mungkin malahan banyak yang bertanya-tanya, apa sih repurposing konten itu? Seperti apa? Memangnya penting ya?
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, yuk, kita bahas satu per satu.
Apa Itu Repurposing Konten?
Kalau menurut Backlinko sih, arti repurposing konten adalah:
Repurposing content (also known as “content recycling”) is the practice of reusing all or elements of existing content in order to expand that content’s reach. Repurposed content is typically transformed into a new format (for example, turning a blog post into an infographic).
Kalau mau diterjemahkan secara bebas, kurang lebih adalah praktik untuk menggunakan kembali seluruh atau beberapa elemen konten dalam format yang lain, dengan tujuan memperluas jangkauannya.
Strategi ini cukup menguntungkan loh, Mak, karena tanpa harus membuat konten from scratch, Emak bisa memanfaatkan konten yang sudah ada, untuk menjadi format lain, dan bisa diposting di platform atau media lain. Artinya, pembaca atau audiencenya bisa bertambah, dengan minimum effort saja.
Pasalnya, tulisan di blog itu memang yang paling lengkap. Ya kan? Mau dipindah ke format apa pun, ya konten blog ini paling bisa. So, kenapa enggak kita manfaatkan saja, supaya lebih banyak pembacanya?
Memangnya, repurposing konten bisa jadi apa saja sih?
7 Format Repurposing Konten
1. Microblog Instagram
Emak pasti sudah mengenal format repurposing konten yang pertama ini. Yes, microblog di feed Instagram. Bentuknya carousel, atau multipost. Masing-masing slide berisi satu poin informasi atau story, yang direwrite dari blog Emak.
Microblog Instagram sangat berpotensi untuk meningkatkan engagement, baik di di-like, diberi komentar, sampai di-save kalau memang benar-benar informatif dan di-share juga. Buatlah desainnya semenarik mungkin, agar orang mau ngeswipe sampai slide terakhir.
2. Instagram Stories
IG stories juga bisa jadi salah satu format yang cukup menarik bagi follower Emak di Instagram. Kontennya juga bisa direpurpose dari konten blog. Kombinasikan dengan berbagai sticker, seperti questions, polling, quiz, dan sebagainya. Terus, jangan lupa tambahkan call to action dengan menambahkan link ke artikel blog Emak.
So, ini memang sekalian share link blog, tapi didahului dengan story dulu. Jadi, enggak ujug-ujug minta dikunjungi doang.
3. Podcast
Emak suka casciscus di depan mikrofon? Format sharing dengan podcast seharusnya juga Emak coba. Kontennya? Tentu saja, repurposing konten dari blog. Bawakan tulisan Emak di blog dengan bahasa percakapan biasa, yang ringan dan mengalir. Bisa jadi, Emak harus rewriting skrip dulu, tapi pastinya ini akan lebih mudah, alih-alih harus membuatnya dari awal. Betul?
4. Video panjang maupun pendek
Sekarang eranya video. So, Emak juga bisa menyesuaikannya dengan cara repurposing konten ini. Format video ini bisa ada beberapa bentuk, Mak.
Yang pertama, video pendek. Misalnya Emak bisa membuat reels atau video untuk TikTok. Ya, siapa bilang konten video reels Instagram dan TikTok cuma bisa berisi kita joged-joged? Bisa juga kok kalau mau dimanfaatkan untuk berbagai jenis konten, termasuk untuk sharing ilmu. Emak juga tak harus selalu menampakkan wajah jika memang tak suka. Emak bisa membuat video-video dengan gambar bergerak, seperti yang banyak disediakan templatenya di Canva.
Yang kedua, video panjang yang nantinya diunggah ke YouTube. Meski hanya 5 menit, 10 menit, video YouTube termasuk panjang ya. Buat penyesuaian seperlunya untuk skrip, dan mulai shoot ya.
5. SlideShare
Salah satu format repurposing konten yang juga bisa Emak coba adalah SlideShare.
SlideShare adalah platform untuk sharing media presentasi. Agar konten bisa diposting di SlideShare, Emak kudu membuatnya dalam bentuk presentasi dulu, bisa dengan menggunakan PowerPoint, Canva, bahkan dengan Ms Words juga bisa. Nantinya, Emak convert filenya menjadi PDF. Baru deh diunggah di SlideShare.net.
Keunggulan SlideShare ini, dia juga mendukung Google search result, Mak. Jadi, dengan SEO yang benar, konten Emak bisa juga terindeks di Google melalui SlideShare ini. Kalau kayak di Instagram, kan enggak bisa, Mak. Yang bisa muncul paling nama user Emak saja.
6. Infografis
Infografis juga bisa menjadi salah satu format repurposing konten yang sangat disukai oleh audience. Format ini cocok banget untuk konten-konten tip, tutorial, ataupun edukasi. Emak bisa mempostingnya di Instagram, atau di Pinterest, untuk menjangkau pembaca yang lebih luas.
7. Ebook
Nah, format terakhir ini memang perlu pengembangan lebih lanjut. Namun, bukan tak mungkin untuk dibuat, apalagi jika Emak punya serangkaian konten berseri yang sarat dengan ilmu. Misalnya, Emak punya seri merawat diri untuk ibu yang baru melahirkan. Mulai dari merawat luka-luka lahiran atau operasi, merawat si new born baby, berbagai tip new mom, sampai tip merawat hubungan dengan suami sementara sudah sibuk dengan si baby, ini bisa jadi satu buku atau ebook yang utuh, Mak.
Kumpulkan tulisan Emak yang sekiranya bisa satu tema, lalu dilayout dan diedit seperti umumnya buku. Untuk ebook, Emak bahkan bisa memonetasinya, misalnya dengan dijual. Lumayan kan?
Nah, kan? Ternyata dari 1 artikel di blog, Emak bisa melakukan repurposing konten menjadi banyak bentuk kan? Yes, jadi jangan berhenti hanya di blog saja, Mak. Sayang atuh. Apalagi nulisnya sudah dengan effort penuh. Yuk, coba direpurpose. Bisa jadi malah menambah pembaca baru dan juga, siapa tahu, penghasilan.