Hai Mak, apa kabarnya hari ini? Memasuki tahun ajaran baru ini, kesibukan emak-emak semakin memuncak ya kan?Hampir dipastikan semua emak tidak ada yang tidak ruwet dengan urusan sekolah. Karena itu perlu pengaturan waktu bagi emak semua, manajemen ibu bekerja.
Baca Yuk: 10 Profesi Ibu Bekerja yang Menggiurkan
Kesibukan ibu di antaranya adalah daftar sekolah, urusan seragam, buku, belum lagi cari sekolah yang pusing tujuh keliling dengan diterapkannya sistem zonasi oleh pemerintah saat ini. Ada anak yang sudah berjuang mati-matian mendapatkan nilai UAN tinggi eh, mesti mengubur dalam-dalam mimpinya bersekolah di sekolah favorit karena tidak masuk zona tempat mereka tinggal. Banyak anak yang stress berdampak pula pada orang tua mereka.
Saya perhatikan banyak juga, anaknya pintar punya mimpi akan bersekolah di sekolah favorit lalu terdepak dan mesti legowo bersekolah di SMP di zona mereka tinggal. Belum lagi urusan PPDB online yang katanya membuat pusing orang tua, dan panitia. Yah, maklumi saja karena sistem kita sedang berbenah terus.
Emak-emak mesti punya kesabaran ekstra nih. Yang penting tetap mengedepankan rasio jangan menurutkan emosi. Berusaha legowo dan ikhlas jika memang harus bersekolah di zona tempat kita tinggal dan tentunya tetap selalu menyemangati putra-putri tercinta ya, agar tetap bisa mengikuti kegiatan belajar di sekolah yang baru.
Yah, siapa tau dengan hadirnya putra-putri kita di sekolah yang tadinya tidak favorit menjadi sekolah favorit, semakin dikenal karena prestasi yang baik dari anak-anak kita. Amin
Kembali ke masalah emak-emak nih. Jadi ceritanya kali ini aku mau berbagi tulisan tentang manajemen ibu bekerja.
Ibu bekerja atau wanita karir istilahnya memang bukanlah sebuah pekerjaaan prestisius bagi sebagian orang, bisa jadi karena tidak punya pilihan lain sehingga ia harus membantu suami dalam mencari nafkah. Bisa juga karena pertimbangan keluarga besar yang memang memimpikan anak-anaknya bekerja sehingga dapat meringankan beban orang tua yang sudah tak mampu mencari nafkah tentunya pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah satu dari ribuan alasan seorang ibu harus bekerja di luar rumah.
Konsekuensi dari pilihan tersebut tentu sangatlah jelas terpampang nyata. Si ibu harus kehilangan banyak waktu bersama dengan anak-anak beberapa jam, terutama jika memiliki anak balita yang belum bersekolah. Si ibu juga harus rela berbagi pengasuhan dengan orang lain, entah itu baby sitter, pengasuh, pembantu atau orangtua yang tentu saja berbeda pola pengasuhannya.
Nah, sebelum memutuskan untuk menjadi ibu bekerja sebaiknya sudah dipertimbangkan dengan baik dampak ke depannya. Serta berbagai konsekuensinya bukan?
Manajemen Ibu Bekerja
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh ibu bekerja:
- Salah satu hal dari manajemen ibu bekerja adalah mesti siap bangun lebih awal mempersiapkan semua kebutuhan keluarga. Apalagi jika memiliki balita yang akan ditinggal bersama orang lain. Persiapkan kebutuhan pokok si balita dengan baik, makan, pakaian ganti, peralatan kebersihan hingga mainan senyaman mungkin. Jika anak di titip di daycare sebaiknya juga membawa barang-barang privasi si kecil misalnya boneka, selimut atau mainan kesayangan yang akan mbuat mereka nyaman ketika ditinggal.Setelah selesai menyiapkan keperluan si kecil ibu bekerja juga harus menyiapkan kebutuhan suami, dan dirinya sendiri. Tentunya hal tersebut mesti dilakukan sepagi mungkin agar tidak ada yang terlantar atau terlambat.
- Quality time. Bekerja dan meninggalkan buah hati akan mengurangi jatah kebersamaan dengan mereka. Untuk itu ibu bekerja harus bisa meluangkan waktu bersama keluarga seefektif mungkin atau istilahnya quality time. Waktu yang paling tepat bersama dengan keluarga tanpa diganggu oleh kesibukan bekerja harus dijadwalkan sehingga semua anggota keluarga terutama anak-anak merasakan bahwa orang tua mereka ada dan memperhatikan dengan baik perkembangan mereka.Bisa saja kita menjadwalkan quality time setiap hari setelah sholat magrib, atau subuh atau sebelum tidur misalnya. Tak perlu lama yang penting semua keluarga berkumpul dan kita sebagai orang tua memperhatikan keluhan dari anak anak dan pasangan.Jika memerlukan waktu lebih lama untuk quality time bisa juga ketika weekend tiba. Jauhkan semua peralatan kerja, gadget dan sebagainya dari waktu tersebut, manfaatkan untuk bersama mereka dengan sebaik-baiknya.
- Hal ketiga dari manajemen ibu bekerja adalah menjaga komunikasi. Tantangan bagi ibu bekerja salah satunya adalah komunikasi dengan pasangan dan anak. Hal ini jangan disepelekan karena komunikasi yang baik antar anggota keluarga akan mempererat rasa cinta dan mendekatkan hati mesti tidak berada dalam satu lokasi.Tidak salah jika saat bekerja, ibu menelpon pengasuh di rumah menanyakan sedang apa si kecil, sudah makan belum dan sebagainya, begitu juga dengan pasangan. Apalagi sekarang sudah banyak sekali fasilitas komunikasi misalnya WhatsApp, video call dan lain-lain.
Nah, bagaimana sudah tidak galau lagi ketika menjadi ibu bekerja? Hal yang paling penting dalam manajemen ibu bekerja, yah, menjalaninya dengan ikhlas dan penuh cinta dan jangan lupa terus berdoa agar anak-anak kita dan keluarga kita selalu mendapat perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa.
***
Manajemen Ibu Bekerja adalah post trigger #KEBloggingCollab dari kelompok Rini Soemarno yang ditulis oleh Yurmawita, nara blog di http://www.yurmawita.com
bekerja di rumah maupun di kantor sama2 butuh manajemen kerja yg baiq, berasa banget pusyingnya klo gak di manage