Anak yang baru bisa berbicara biasanya senang sekali menggunakan kata-kata yang baru didengarnya, walau kadang terkesan tidak nyambung dan lucu. Orangtua dan lingkungan berpengaruh besar dengan perkembangan bahasa anak. Di usia emas mereka, anak begitu cepat menyerap apapun yang didengar dan dilihat, daya rekam mereka begitu kuat. Untuk perkembangan bicara dan bahasa yang baik, jangan biarkan anak sendiri tanpa teman, mereka harus melakukan komunikasi dua arah. Jangan sampai anak berkata kasar.
Dalam masa-masa tersebut, ada satu hal yang perlu diingat oleh orangtua, yaitu jangan sampai anak malah senang berbicara kasar dan jorok.
Sebagai orangtua , kita harus wanti-wanti kepada semua anggota keluarga untuk tidak mengeluarkan kata yang tak pantas di depan anak bahkan kita sendiri.
Selain orangtua dan keluarga, sumber anak berkata kasar bisa juga dari lingkungan luar seperti tempat bermain atau pun tontonan televisi.
Tapi, jangan hanya khawatir dengan perkembangan bahasa anak yang tidak baik, lalu tidak ada upaya pencegahan di dalamnya. Ada- beberapa hal yang dapat kita upayakan agar anak tidak berkata kasar atau berbicara yang tidak baik.
Ini sharing dari saya:
- Kerjasama dalam keluarga. Tak hanya orang tua tapi semua anggota keluarga di rumah diharapkan untuk tidak berkata-kata yang tidak baik, walaupun sekedar bercanda. Karena anak belum bisa memahami mana yang bercanda maupun serius, bahkan mimpi pun dianggap nyata.
- Katakan yang sebenarnya. Di rumah kalau anakku ngambek, aku dan suami sering mengajaknya bermain, sebutkan nama-nama buah, lalu kami bertiga bergiliran menyebut nama buah. Suatu hari, saat aku dan anak bermain menyebutkan nama-nama hewan, terlontarlah nama “anjing”. Kerabat yang kebetulan sedang berada di rumah memprotes “loh, kok anjing sih.., guguk gitu, kesannya kurang ajar” katanya. Aku langsung jawab, bahwa mengatakan “anjing dengan anjing itu nggak salah, kecuali jika mengatakan orang lain dengan sebutan anjing. Jorok, itu adalah jika menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Misalnya menaruh sandal di keset itu wajar, tapi menaruh sandal di atas meja makan itu jorok. Tidak salah jika kita mengatakan Babi atau Anjing jika pada hewannya, dan itu tidaklah kasar. Jadi, jika anak mendengar kata anjing, maka ia mencari sosok anjing sesungguhnya. Tak hanya nama hewan, untuk nama alat kelamin pun seharusnya kita beri tahu nama sebenarnya. Nggak lucu kan jika ada yang menyebutkan “bakwan” atau “burung” tapi dia langsung berpikiran itu kelamin atau bingung kenapa nama nya sama dengan makanan.
- Jangan Marah atau Tertawa, saat pertama kali anak mengatakan satu kalimat mungkin terkesan lucu karena ia baru pintar bicara. Marah atau tertawa saat dia mengatakan kata-kata yang kurang sopan akan membuat anak malah tertantang untuk mengulang. Jika tertawa dia merasa itu baik dan kita suka, jadi lebih baik cari kalimat baik untuk menerangkan itu tidak boleh digunakan. Tanya anak kenapa dia bilang begitu dan dengar dari siapa. Lihat juga kondisinya, kadang anak lagi tidak mood atau cari perhatian suka berteriak dll.
- Jelaskan berikan pengertian. Berbicara soal hukuman mungkin belum bisa untuk diterapkan pada usia batita. Tapi kita bisa mencoba menjelaskan pelan-pelan bahwa kata yg diucapkannya tidak baik.
Pasti malu ya ,ketika pas ngumpul ramai-ramai bareng keluarga , tiba-tiba anak nyeletuk atau teriak dengan perkataan kasar. Kita mesti tetap tenang. Perasaan terkejut atau tertawa dari orang sekitar justru membuatnya penasaran dan mengulangi lagi. Misalnya tiba – tiba bilang “anak babi”, tanyakan lagi kenapa dia bilang begitu, dengarkan penjelasannya mungkin dia baru saja melihat film kartun kesayangannya yg ada anak babi, bukan mengatai orang dengan “ anak babi”. Jadi jangan huru-buru marah ke anak, mungkin kitanya yang sensitif.
****
Ketika Anak Berkata Kasar merupakan post trigger #KEBloggingCollab untuk kelompok Anggun C Sasmi yang ditulis oleh Nova Violita.
Nova yang tinggal di Indragiri Hulu- Riau, pengelola blog http://www.novanovili.com/
Intinya ortu harus ngawasi dg siapa dan apa saja anak bergaul ya..