Microblogging: Pengertian, Perbedaannya dengan Blogging, dan Jenis-Jenis Platformnya

By Carra on August 11, 2023

Di era digital saat ini, cara orang berkomunikasi telah mengalami perubahan signifikan. Dari media cetak tradisional, dunia telah beralih ke format digital dengan evolusi cepat dari situs web ke blog dan kemudian muncul juga microblog. Dalam perkembangannya, microblogging muncul sebagai respons terhadap kebutuhan berbagi informasi dan pemikiran dengan cara yang lebih instan dan ringkas.

Mungkin Emak juga sudah akrab sih dengan microblogging ini, bahkan sudah khatam penggunaannya. Namun, enggak ada salahnya juga untuk menggali lebih dalam untuk menambah wawasan.

Microblogging, yang lahir di pertengahan tahun 2000-an, menawarkan solusi bagi mereka yang ingin mengomunikasikan pemikiran singkat atau berita terbaru tanpa perlu menulis artikel panjang atau menavigasi melalui situs web dengan struktur yang rumit. Dengan kemunculan platform seperti Twitter (atau X ya sekarang), bentuk komunikasi ini dengan cepat menjadi populer di seluruh dunia, terutama di kalangan generasi muda dan profesional media.

Tidak hanya mengubah cara individu berkomunikasi, microblogging juga telah merevolusi dunia bisnis, jurnalistik, dan aktivisme. Dalam artikel ini, kita akan menyelami pengertian microblogging, bagaimana cara kerjanya berbeda dari blogging tradisional, dan platform mana yang saat ini mendominasi dunia microblogging.

Apa Itu Microblogging?

Ide Feed Instagram Aesthetic untuk Bloger

Microblogging adalah fenomena komunikasi digital yang memungkinkan individu atau organisasi untuk mempublikasikan entri pendek atau pesan yang dikenal sebagai “posts” atau “updates”. Kata “micro” dalam microblogging mengacu pada sifat singkat dan ringkas dari pesan yang diposting, berbeda dengan konten yang lebih panjang dan terperinci yang biasanya ditemukan di blog tradisional.

Inti dari microblogging adalah kecepatan dan efisiensi. Di zaman ketika informasi bergerak dengan kecepatan cahaya dan perhatian orang semakin mudah terpecah, kemampuan untuk menyampaikan pesan atau informasi dengan singkat dan tepat menjadi sangat penting. Ini adalah alasan mengapa banyak orang yang suka microblogging sebagai cara untuk tetap terinformasi, mengikuti tren, atau bahkan sebagai alat pemasaran.

Selain itu, microblogging memfasilitasi interaksi dua arah. Bukan hanya tentang mengirimkan pesan, tetapi juga tentang mendengar dan merespons. Hal ini memungkinkan kita untuk berpartisipasi dalam diskusi real-time, membuat polling singkat, atau hanya berbagi momen sehari-hari kita.

Dalam esensinya, microblogging telah menjadi alat komunikasi yang memungkinkan pertukaran informasi dengan cepat dan dinamis dalam format yang ringkas, memudahkan konsumsi dan partisipasi bagi pengguna di seluruh dunia.

Apa Bedanya dengan Blogging?

Microblogging dan blogging, meskipun memiliki kesamaan dalam berbagi konten online, menawarkan pendekatan yang berbeda dalam hal format, tujuan, dan interaksi. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya yang paling bisa kita lihat.

Ukuran Konten

Microblogging

Seperti namanya, microblogging melibatkan pembuatan konten yang singkat dan ringkas. Biasanya ada batasan karakter atau kata yang ketat, seperti 280 karakter di Twitter versi sebelumnya. Ini memungkinkan informasi disampaikan dengan cepat dan langsung. Ya, sekarang sih X sudah bisa sampai 1000 karakter ya. 4.000 karakter malah kalau Twitter Blue. Namun, meski sudah panjang, ya teteup enggak lebih panjang daripada blog.

Blogging

Artikel blog biasanya lebih panjang dan mendalam. Umumnya sih antara ratusan, bahkan ribuan kata. Dengan begini, penulis pun diberi ruang untuk menjelajahi topik dengan detail yang lebih rinci.

Frekuensi Update

Microblogging

Karena sifat kontennya yang singkat, update di platform microblogging sering kali lebih sering dan hampir real-time, sesuai dengan peristiwa atau pemikiran yang sedang terjadi.

Blogging

Meskipun ada blogger yang memposting konten setiap hari, frekuensinya biasanya teteup lebih rendah dibandingkan dengan microblogging. Hal ini disebabkan oleh waktu dan usaha yang diperlukan untuk menulis, mengedit, dan menerbitkan artikel yang panjang dan berkualitas. Belum lagi kalau mau ada foto-foto cakepnya, infografis-infografis kerennya … videonya! Beugh.

Format dan Gaya

Microblogging

Sifatnya spontan dan langsung, sering kali tanpa banyak penyuntingan atau format khusus. Bisa berisi teks, gambar, video, atau link. Umumnya sih enggak terlalu di-treatment ya. Paling dikasih tanda air atau logo aja.

Blogging

Konten lebih terstruktur dengan judul, subjudul, paragraf, dan mungkin gambar atau media lain yang mendukung. Gaya penulisan juga cenderung lebih tertata—bukan formal juga—dan ini juga bervariasi sih, tergantung pada topik dan audiensnya.

Interaksi dan Keterlibatan Pengguna

Microblogging

Respons dari pengguna biasanya cepat dan instan. Retweet, like, dan komentar singkat adalah bentuk interaksi yang umum.

Blogging

Komentar di bawah postingan blog biasanya lebih panjang dan mendalam, mencerminkan diskusi atau respons yang lebih terfokus pada konten.

Tujuan dan Penggunaan

Microblogging

Sering digunakan untuk berbagi update cepat, berita terbaru, pemikiran singkat, atau respons terhadap peristiwa yang sedang berlangsung.

Blogging

Lebih cocok untuk artikel berbasis penelitian, story telling, tutorial mendalam, ulasan produk, opini pribadi, atau analisis kritis terhadap suatu topik.

Baca juga: Storytelling dalam Blogging: Bagaimana Membuat Konten yang Engaging

Dalam kesimpulannya, meskipun microblogging dan blogging keduanya adalah cara untuk berbagi konten online, tetapi punya perbedaan dalam melayani tujuan, format, dan audiens.

Platform Microblogging Populer

Microblogging: Pengertian, Perbedaannya dengan Blogging, dan Jenis-Jenis Platformnya

Dalam dunia digital, beberapa platform microblogging telah mendominasi ruang ini karena fitur-fitur inovatif dan kemampuan mereka untuk menarik jutaan pengguna. Berikut adalah beberapa platform microblogging yang paling populer dan informasi singkat tentang masing-masing.

1. Twitter

Sekarang jadi X. Ah, si Om Musk emang dahlah. Drama banget sih. Kapan-kapan kita bahas tersendiri ya, Mak. Kita ke topik dulu.

Twitter, atau X, mungkin adalah platform microblogging yang paling dikenal. Diluncurkan pada tahun 2006, Twitter lawas memungkinkan pengguna untuk mengirim “tweets” hingga 280 karakter. Selain teks, Twitter mendukung gambar, video, GIF, dan polling. Fitur seperti “retweet”, “like”, dan “quote tweet” memungkinkan interaksi yang dinamis antar pengguna. Hashtags (#) juga memudahkan pengguna untuk mengikuti topik atau tren tertentu.

Baca juga: 3 Cara Optimasi Profil Twitter Sebagai Media Sosial Pendukung Aktivitas Ngeblog

2. Tumblr

Meskipun dapat dianggap sebagai perpaduan antara blogging dan microblogging, Tumblr menawarkan platform yang fleksibel yang memungkinkan pengguna dapat memposting teks, gambar, klip video, kutipan, link, dan audio.

Dengan fokus pada komunitas dan kreativitas, Tumblr memungkinkan pengguna untuk “reblog” konten dari pengguna lain, menciptakan rantai interaksi dan diskusi. Desain blog yang dapat disesuaikan juga membuat Tumblr populer di kalangan kreator.

3. Weibo

Sering disebut sebagai “Twitter-nya Tiongkok”, Weibo adalah salah satu platform microblogging terbesar di Tiongkok dengan jutaan pengguna aktif.

Meskipun mirip dengan Twitter dalam beberapa cara, Weibo memiliki fitur yang lebih kaya media, termasuk dukungan untuk video panjang dan live streaming. Selain itu, karena pemblokiran beberapa platform media sosial asing di Tiongkok, Weibo menikmati popularitas dan pengaruh yang besar di negara tersebut.

4. Mastodon

Mastodon adalah platform microblog terdesentralisasi yang menawarkan alternatif berbasis komunitas untuk platform mainstream seperti Twitter.

Dengan fokus pada privasi dan desentralisasi, Mastodon memungkinkan siapa pun untuk menjalankan server mereka sendiri. Ini menciptakan banyak “instansi” yang saling terhubung tetapi beroperasi secara independen. Fitur anti-harassment dan kontrol konten yang ketat membuatnya menarik bagi mereka yang mencari alternatif untuk platform media sosial mainstream.

5. Instagram

Kita juga dimungkinkan untuk ber-microblogging di Instagram loh, Mak. Hal ini karena adanya format carousel yang memungkinkan kita untuk membuat postingan hingga 10 slides. Tentu ini bisa banget menjadi ruang bagi kita untuk bereksplorasi dengan berbagai topik ya.

Belum lagi ruang takarir yang disediakan hingga 2200 karakter. Lumayan banget kan? Apakah ada di antara Emak yang sudah sering ber-microblogging di Instagram?

Sementara ini hanya beberapa contoh dari banyak platform microblogging yang tersedia. Ya tepatnya yang saya ingat sih. Hahaha. Silakan kalau mau menambahkan ya, Mak, bisa ditulis di kolom komen.

Microblogging telah merevolusi cara kita berkomunikasi di era digital. Dengan kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan cepat, ringkas, dan efisien, platform microblogging menawarkan ruang untuk interaksi instan dan dinamis yang sesuai dengan ritme kehidupan modern.

Meskipun setiap platform memiliki keunikannya masing-masing, semuanya memberikan wadah bagi pengguna untuk terhubung, berbagi, dan memengaruhi pada skala global. Dalam dunia yang terus berubah, adaptasi dan inovasi dalam komunikasi, seperti yang ditawarkan oleh microblogging, akan terus memainkan peran penting dalam mendefinisikan bagaimana kita saling berinteraksi dan memahami dunia di sekitar kita.

    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: